52

11.7K 342 7
                                    

Sinar matahari menorobos masuk melalui celah gorden yang sedikit terbuka, membuat wanita yang masih tertidur pulas itu perlahan terganggu dan mulai membuka matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar matahari menorobos masuk melalui celah gorden yang sedikit terbuka, membuat wanita yang masih tertidur pulas itu perlahan terganggu dan mulai membuka matanya.

Zarin mengerjapkan matanya. Masih enggan membuka mata sepenuhnya, Zarin kembali menutup mata dan membenarkan posisi kepalanya yang entah mengapa sangat terasa nyaman saat ini.

Detik berikutnya, Zarin membuka matanya lebar. Ia baru menyadari jika saat ini ia tidur diatas dada bidang Zevan yang polos tanpa pakaian apapun. Tangannya yang memeluk perut sixpack milik suaminya itu, juga Zevan yang memeluk dirinya.

Perlahan Zarin mendongak melihat pria itu yang masih tertidur pulas. Zarin lalu beralih melihat kedalam selimut dan ia semakin membulatkan matanya. Kini mereka berdua masih dalam keadaan sama-sama telanjang.

Sontak saja Zarin mengingat bagaimana panasnya permainan mereka saat malam tadi. Entah Zevan kerasukan atau apa Zarin tidak mengerti, Pria itu terus saja meminta lebih hingga permainan mereka baru selesai saat jam 4 pagi tadi. Zevan seakan tidak ada mengenal lelah, Zarin hampir kewalahan melayani suaminya itu.

Zarin berpura-pura memejamkan matanya kembali saat Zevan bergerak. Ia sangat malu saat ini, mengingat bagaimana ia mendesah memanggil nama Zevan yang wanita itu ingat sangat memalukan jika diingat kembali.

"Morning, MyWife..."

Zevan mengecup kening Zarin lama. Membuat Zarin tidak tahan dan membuka matanya perlahan berpura-pura seakan ia baru saja terbangun.

"Tidurmu nyenyak, sayang?"

Zarin mengangguk lalu menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Zevan.

"Hey, hey liat aku Raa..."

Zarin menggeleng, "Why?"

"Malu," Lirihnya,

Zevan terkekeh, "Ngapain malu, sekarang kan aku suami kamu,"

"Tetep aja malu," Ucap Zarin masih enggan menatap Zevan.

"Lagian aku juga udah liat semuanya kok," Celetuk Zevan mendapat geplakan dari Zarin.

"Ish sakit, Yang!"

"Lagian bicaranya gak ada akhlak,"

"Lah emang bener kok, aku udah tau semuanya malah sekarang aku kangen sama desahan kamu,"

Bugh!

"Aduh! Sakit Raa..."

"Suruh siapa nyebelin!" Zarin mendelik, "Lagian kamu gak ada puas-puasnya! Gak cape apa semaleman?"

"Apaan?! Semalem cuma 15 ronde! Nambah lagi yok jadi 30 ronde biar gak setengah-setengah,"

"Ih gak mau! kamu gila?! gak, pokoknya gak mau!" Tolak Zarin spontan, gila saja! Apa pria itu ingin membunuhnya?

LEORA ZARIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang