Para readers ku yang baik hati dan tidak sombong....
Pliss follow dulu sebelum membaca:)
Mau vote sekarang? Boleh banget!!!
Enjooooyyyyyy
Zevan sedang berkutat dengan pekerjaannya yang sudah menumpuk tidak terselesaikan semenjak satu minggu yang lalu. Ia terlalu fokus pada wanita yang sampai saat ini masih di cintainya.
Kemeja putih yang dibalut oleh setelan jas berwarna hitam juga dengan celana yang senada. Tidak lupa dasi hitam melingkar dilehernya dengan rapi. Penampilan yang setiap harinya mampu memikat hati para wanita.
Rambut hitam kecoklatan sedikit berantakan justru membuat dirinya lebih terlihat seksi. Jangan lupakan wajahnya yang tampan itu. Bahunya yang tegap lebar berwibawa, rahangnya yang tegas membuat terlihat jelas sosok kepemimpinan yang ada pada dirinya.
Hidung yang tinggi bak perosotan anak TK. Kedua mata coklat sayu, tajam melekat pada ia yang mempunyai sikap tak tersentuh. Bibir yang terlihat menggoda meminta untuk dicium.
Tangannya tidak berhenti mengetikkan sesuatu dilaptop miliknya. Sesekali ia mengernyitkan dahinya terlihat bingung. Fokusnya tak dapat diganggu. Ia ingin segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa membawa wanita-nya kencan.
Brakk
Pintu ruangannya terbuka kasar karena ulah seseorang. Zevan menatap tajam ke arah pintu dimana disana terdapat tiga orang manusia dengan dua orang menyengir tidak jelas dan yang satu orang lagi tetap berwajah datar.
"Bro Zev!"
"Lo susah banget dihubungin! Makanya kita langsung sidak lo kesini!"
"Tau! Mentang-mentang udah jadi CEO sombong banget lo!"
Siapa lagi mereka kalau bukan Alden, Delon dan Gerry. Zevan memutar bola matanya malas. Kedatangan tiba-tiba teman-temannya itu membuat fokusnya buyar. Mereka memang sempat mengajak untuk berkumpul, namun Zevan tidak membalas sekalipun pesan dari mereka karena terlupakan oleh pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEORA ZARIN [END]
Teen FictionPART MASIH LENGKAP!!!! HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! "Ayas lo udah mati!" "Kamu gak pernah mati Ayas, kamu tetap dihatiku. Hidup. Dan akan slalu seperti itu." "Gue benci lo Rin!" "Andai Ayas tau, kalo Eora sebentar lagi juga mati," "Gue udah gak...