Follow sebelum membaca!!!!
Tolong apresiasinya dengan cara vote dan komen!!!
Enjoooyyyy
Empat belas hari menghabiskan waktu bersama masih terasa tidak cukup bagi kedua pasangan suami istri itu. Selama itu pula, tanpa gangguan apapun. Zarin tak hentinya merasa bahagia. Sederhananya, sepanjang hari bersama Zevan pun Zarin sudah saaaangat bahagia.
Hari ini adalah jadwal keduanya untuk kembali ke tanah air. Meskipun Zarin masih enggan, namun apa boleh buat. Ia mengerti jika Zevan perlu bekerja kembali memimpin perusahaan.
Zevan tak sedikit pun melepaskan genggaman nya pada tangan istrinya. Mereka sekarang sudah berada didalam mobil menuju apartemen. Zarin yang merasa nyaman, menyandarkan kepalanya pada bahu suaminya itu. Keduanya memang membuat iri siapapun yang melihatnya.
Terpejam erat kedua mata Zarin, ia kelelahan setelah hampir semalaman berada diudara. Entah mengapa dirinya merasa sangat lelah dan lesu dibandingkan dengan saat mereka berangkat. Mungkin ia terlalu kelelahan disana karena selama 14 hari tidak pernah beristirahat full.
Zevan mengelus punggung tangan Zarin, ia rela menahan pegal demi istrinya merasa nyaman bersandar dipundaknya. Tangannya beralih kebelakang dan merangkul Zarin, membuat wanita itu sedikit terusik sebentar, lalu kembali menyamankan sandarannya.
Senyum tipis terbit dibibir pria itu. Rasanya hidupnya sempurna semenjak Zarin kembali. Ia merasa semuanya berubah 90° setelah wanita yang dicintainya kembali hadir.
Zevan membenarkan helaian rambut Zarin yang terjatuh menghalangi wajah wanita itu. Ia lalu mengecup kening Zarin singkat.
"You're mine now and forever." gumamnya diiringi dengan senyuman tipis.
"I'm yours now and forever." Zevan sedikit terkesiap, ia kira Zarin tertidur.
"Kirain tidur,"
"Gimana mau tidur, daritadi ada yang gak bisa diem."
Zevan terkekeh, "Maaf, deket sama kamu itu paling gak bisa diem."
Memang benar, Zevan selalu saja dikit-dikit cium, dikit-dikit peluk. Kalau engga, menguyel-uyel pipinya sampai memerah.
Zarin memeluk pinggang Zevan, "Tapi aku suka,"
"Bener?" Mata Zevan berbinar, jika iya Zarin menyukainya, ia bisa memanfaatkan kesempatan untuk modus-modus sedikit. Dasar cowok!
"Iya, suka pengen nendang balik!" Ucap Zarin terlampau santai dan datar.
Zevan meringis, "Sadis bener, Raa."
"Itu tuh tanda gregetnya aku," Ucap Zarin terdengar tidak meyakinkan ditelinga Zevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEORA ZARIN [END]
Roman pour AdolescentsPART MASIH LENGKAP!!!! HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! "Ayas lo udah mati!" "Kamu gak pernah mati Ayas, kamu tetap dihatiku. Hidup. Dan akan slalu seperti itu." "Gue benci lo Rin!" "Andai Ayas tau, kalo Eora sebentar lagi juga mati," "Gue udah gak...