Follow sebelum membaca!!!!
Sudah dibilangin vote sekarang aja masih ngeyel!!
Enjoooyyyyy!!!!
"Morning, babe."
CUP
Plak
Zevan terkekeh "Galak banget sih," Ucapnya seraya memegangi pipinya yang ditampar oleh Zarin.
Zarin menggeram, berani sekali pria ini mencium kening nya tanpa permisi. "Lagian main nyosor aja! Gak minta izin dulu lagi!" Sarkas Zarin menatap kesal pada Zevan.
"Oh jadi kalo udah minta izin boleh nyium gitu?" Tanya Zevan menggoda Zarin yang sekarang terlihat salah tingkah.
"Ya, ya, yaaa gak gitu jug-"
"Izin cium,"
CUP
"ZEVAN!"
Zarin menangkup wajahnya, ia merasakan pipinya panas sudah diyakini jika pipi nya sekarang pasti sudah seperti kepiting rebus. Bagaimana tidak Zevan tiba-tiba mencium pipinya dengan sangat cepat. Hanya sebuah kecupan biasa tapi berefek besar pada kesehatan jantung Zarin.
Dengan langkah cepat Zarin berjalan menuju dapur tidak ingin semakin terlihat salah tingkah dihadapan Zevan. Dirinya sudah ingin meleleh rasanya, gara gara pria itu pagi pagi sekali ia merasakan jantungnya berdebar tak karuan.
Zevan hanya terkekeh melihat Zarin berlalu begitu saja dengan keadaan salah tingkah. Itu sangat menggemaskan di mata Zevan. Tidak salah ia rela bangun sangat pagi sekali demi menjemput wanita-nya.
Berkat CV milik Zarin, ia bisa dengan cepat menemukan informasi dimana alamat Zarin tinggal sekarang. Zevan tidak terkejut saat melihat rumah sederhana Zarin sekarang dibanding dahulu, ia sudah mengetahui tentang kebangkrutan Gintara's Company. Jangan remehkan kemampuannya dalam mengorek informasi.
Zarin celingukan mencari Bunda-nya, bukankah tadi Hana memanggilnya? Zarin tersenyum saat melihat Hana sedang membuat kopi. Tumben sekali Bunda-nya itu membuat kopi pagi hari. Tunggu, bukan untuk pria tukang nyosor yang ada didepan kan?
"Bunda ngapain bikin kopi?" Tanya Zarin berdiri disamping Hana.
"Yaa buat calon mantu Bunda lah," Celetuk Hana ,
KAMU SEDANG MEMBACA
LEORA ZARIN [END]
Novela JuvenilPART MASIH LENGKAP!!!! HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! "Ayas lo udah mati!" "Kamu gak pernah mati Ayas, kamu tetap dihatiku. Hidup. Dan akan slalu seperti itu." "Gue benci lo Rin!" "Andai Ayas tau, kalo Eora sebentar lagi juga mati," "Gue udah gak...