Namanya Varsha Nava Putra Wijaya. Anak tengah keluarga Wijaya. Lahir 19 tahun yang lalu dari seorang wanita cantik baik hati.
Entahlah, Varsha sendiri tidak tahu siapa dan bagaimana rupa ibunya sendiri. Hanya beberapa kali keluarganya yang lain mendiskripsikan sosok yang pernah menjadi istri dari ayahnya itu.
Mahasiswa tingkat pertama sebuah universitas bergengsi di kotanya itu memiliki paras yang tampan. Sangat tampan. Ramah, mudah bergaul, pintar, kebanggan semua orang.
Orang menyebutnya sempurna.
Bagi Varsha sendiri, dia sama saja dengan orang lain. Manusia biasa yang jauh dari kata sempurna. Orang hanya melihat apa yang Varsha perlihatkan pada mereka. Masih banyak hal tersembunyi yang ia tutup rapat dari orang-orang selain keluarganya.
"Kak Asa, hari ini aku ingin ke studio Bang Arsen." seseorang menyembulkan kepalanya di sela pintu kamar Varsha.
"Ms. Gea tidak datang? Kau mau bolos lagi?" tanya Varsha yang sedang merapikan bajunya di depan cermin besar di pojok kamarnya.
"Aku yang memintanya libur" jawab Sang adik
"Jika Ayah tau, kau ak-
"Aku bosan Kak. Ms. Gea selalu mengulang materi yang sama. Aku sudah hapal semua itu." potong adiknya.
Varsha berbalik dan menatap santai adiknya yang kini sudah merebahkan badannya di ranjang. Menggeleng pelan saat melihat apa yang dilakukan adiknya itu.
"Sudah bilang Bang Arsen jika kau ingin mampir?" tanyanya sembari melihat jadwal kuliahnya hari ini di ponsel."Sudah. katanya free hari ini, Bang Arsen bilang akan menjemput Mama Shenna siang nanti dan memintaku menemaninya"
"Oke." jawab Varsha singkat
Adiknya beranjak dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar.
"Aku mandi dulu, jangan berani untuk pergi duluan. Oke Kak Asa." ancamnyaVarsha merotasikan matanya. Menghela nafas sebentar,
"ARSHA!! NAMAKU VARSHA DAN ORANG-ORANG MEMANGGILKU ARSHA! A R S H A! ARSHA.. HARUS BERAPA KALI KAKAK BILANG RAJAA, JANGAN MEMANGGILKU ASA!" teriaknya seiring Sang adik yang menghilang di balik pintu kamarnya.
Masih terdengar cekikikan kecil dari luar kamar. Adiknya itu memang senang sekali membuatnya marah.
Rajaa, adalah adik satu-satunya Varsha dan satu-satunya orang yang selalu memanggilnya dengan nama Asa. Padahal yang lain memanggilnya Arsha atau Varsha. Hanya Rajaa yang sengaja memanggil namanya berbeda.
Alasannya sebenarnya simpel. Rajaa kecil belum bisa mengucap huruf R kala balita. Jadi kapan pun adiknya memanggilnya hanya akan tedengar Asa bukan Arsha. Dia memakluminya karna adiknya masih kecil.
Namun seiring berjalan waktu, Rajaa tetap memanggilnya Asa bahkan sampai mereka beranjak dewasa.Dan Varsha kesal karna itu. Pernah Ayahnya bertanya kenapa sebegitu kesal jika Rajaa memanggilnya Asa.
"Tidak tahu. yang jelas Arsha tidak suka. Aneh. Nama Arsha bukan Asa."Jawaban yang tentu membut bingung Rajendra, Sang ayah.
"Aku memang sudah bisa mengucapkan R, tapi aku lebih suka memanggil Kakak Asa, bukan Arsha. Kenapa sih, hanya hilang satu huruf saja." Rajaa tidak mau kalah berdebat dengan Varsha.
Anggota keluarga yang lain hanya menghela nafas bosan. Perdebatan yang tidak berbobot itu setiap hari mereka lihat dan dengar terus berulang. Varsha dan Rajaa selalu bertengkar meributkan nama panggilan. Menjadi sebuah kegiatan menyenangkan bagi si Bungsu. Karna dengan perdebatan aneh mereka, Rajaa bisa melihat paras tampan Varsha murung dan bersungut-sunggut.
Varsha jarang sekali murung apalagi marah. Bahkan bisa dihitung dengan jari kapan dia pernah marah. Orang yang sangat pemaaf. Kalau kata Rajaa, dulu sebelum dilahirkan, kakaknya yang satu ini pasti melewatkan satu tempat pembagian perasaan. Jadi Varsha tidak tahu caranya marah, memaki dan mengumpati orang.
Maka dari itu, Rajaa bersumpah tidak akan memanggil Varsha sama dengan yang lainnya. Ia akan terus memanggilnya Asa. Hanya untuk melihat wajah murung Sang kakak.
********************************************
Varsha Nava Putra Wijaya