Dalam perjalanan menuju Rumah sakit, Varsha semakin kesulitan bernafas. Rajaa yang duduk disebelahnya pun semakin panik, mereka pergi menggunakan mobil pribadi Daddy yang artinya tidak ada tabung oksigen portable di dalamnya.
"Kak Asa...sebentar lagi..sebentar lagi kita sampai, jangan tidur dulu ya..Rajaa mohon Kak.." suara remaja 16tahun itu bergetar.
"Pegangan yang erat, Daddy akan mengebut." saut Alexandro dari kursi kemudi.
Pria tampan itu datang ke kediaman Wijaya bersama drivernya, namun memilih untuk mengendarai mobilnya ke rumah sakit sendiri. Drivernya tidak mungkin berani melanggar batas kecepatan berkendara, sedangkan Varsha harus segera sampai di rumah sakit.
"Daa..Dadddyy..pelan...pelan.. sajaa, Arshh..Arshaaa tidak..apa.. apaa.." dengan sisa tenaga yang ia punya, Varsha mengingatkan Daddy nya untuk tidak menambah kecepatan laju mobil.
Alexandro hanya melirik sekilas, ia tidak akan menuruti kata Varsha dan tetap memacu mobilnya lebih kencang lagi.
"KAK ASAAAA...KAKAK TIDAK BOLEH TIDUR DULU..KAAAAK..."
Dan tidak ada suara lagi setelah teriakan panik Rajaa di kursi belakang. Alexandro tetap tenang dan semakin memacu mobilnya membelah padatnya lalu lintas pagi menjelang siang.
•••••••##•••••••••••
"Daddy sudah berangkat, Mom?" sebuah suara menginterupsi Fara dari kegiatan memasaknya.
"Tadinya." Jawabnya singkat
"Tadinya..maksud Mommy tidak jadi berangkat?" tanya Alexis
"Dad menyeret paksa Arsha pergi ke rumah sakit." suara lain menjawab pertanyaan Alexis.
"Tumben. Arsha biasanya tidak perlu dipaksa."
Alexis duduk di samping Abangnya menunggu masakan Fara selesai."Sedang berlangsung perang dunia ke-3 di rumah keluarga Wijaya." ucap Keandra tanpa melihat adiknya dan fokus dengan kegiatan mengutak-atik laptop.
"Kali ini siapa? Varish atau Rajaa?" tanya Alexis santai.
Seolah sudah menjadi kegiatan wajib jika Sang kepala rumah tangga Wijaya ada di rumah, mereka akan saling adu mulut. Dan mudah bagi keluarga Mikolas serta keluarga Garson untuk menebaknya."Dua-duanya, tapi Varish yang menyulut api pertama."
"Lalu Varsha?" tanya Alexis.
Walaupun ia tidak begitu dekat dengan Varsha, ia tentu khawatir dengan kondisi anak itu mengingat Daddy nya harus turun tangan menyeret ke rumah sakit."Keras kepala dan sok kuat." Keandra selesai dengan kegiatannya dan beranjak dari kursi makan.
"Bawa ini untuk Rajaa." Fara datang dan membawa kotak makan kecil berisi sandwich tuna kesukaan Rajaa.
"Bang Kean mau menyusul ke rumah sakit?" tanya Alexis.
"Rajaa pasti sendirian menunggu Varsha. Daddy hanya akan mengantar mereka dan tidak mau menunggu. Kalian tau sendiri Pria tua itu tidak pernah mau repot-repot menunggu sesuatu." Fara, Sang ibu yang menjawab
"Permisi Nyonya Mikolas, yang barusan anda sebut pria tua itu suami anda sendiri." ucap Alexis santai, menerima piring makan siangnya dari Sang Ibu.
"Sudah. Aku berangkat." pamit Keandra.
Alexis beranjak dari kursi sembari mengecek ponselnya yang berdering.
"Oke.." ucapnya singkat. Menyimpan ponselnya di saku celana.
"Varish?" tanya Sang Mommy
Alexis menggeleng,
"Ivan. Dia bilang Varish ada di butiknya.""Mau membawakan snack kesukaannya? Mommy masih punya beberapa di dapur."