Varish melangkahkan kakinya dengan berat ke dalam rumah yang sudah beberapa minggu ini ia tinggal. Ia terpaksa pulang demi adik bungsunya. Rajaa memohon pada dirinya untuk mengambilkan baju ganti.
Turnamen boxing nya sudah dimulai, Rajaa tidak mungkin meninggalkan arena pertandingan. Gara-gara ia telat bangun dan hampir didiskualifikasi jika tidak diseret Keandra, ia lupa membawa baju ganti lebih.
Varish sendiri sebenarnya malas untuk menyaksikan Rajaa bertanding. Namun Ivander membuatnya kesal dengan menyembunyikan kunci motornya dan Alexis yang berhasil menyeretnya masuk mobil, benar-benar menyeret tubuh kaku Varish keluar dari kamar di apartmentnya.
Dan saat Rajaa memelas memohon padanya untuk sejenak kembali ke rumah, ingin rasanya Varish mengumpat dan sempat berdoa agar adiknya itu kalah dalam pertandingan. Namun pada akhirnya Varish melakukan apa yang diminta Rajaa.
Menghembuskan nafas kasar, Varish mulai menaiki tangga rumahnya berjalan pelan menuju kamar Rajaa.
Varish menaikkan alisnya curiga, pintu kamar Rajaa sedikit terbuka. Anak itu selalu menutup pintu kamarnya jika sedang keluar. Tidak pernah lupa. Ia berhenti beberapa langkah sebelum pintu kamar.
Tiba-tiba seseorang keluar dari kamar Rajaa,
"Oh..Nara..kau pulang?"
Baik Varish maupun Varsha kaget. Tidak menyangka jika mereka akan bertemu sekarang. Meskipun dalam hati Varsha merasa senang melihat kembarannya lagi.
"Jangan memanggil namaku sembarangan brengsek." ucap Varish dingin
Varsha mendengarnya dengan jelas, namun tetap mencoba tersenyum manis untuk kembarannya.
"Kau akan selalu menjadi Nara untuk Arsha selamanya."Varish mendecih,
"Apa yang kau lakukan di kamar Rajaa? Dia tidak suka ada orang lain masuk ke kamarnya saat kosong.""Aku bukan orang lain. Aku kakaknya."
"Itu mungkin dulu. Sekarang Rajaa menganggapmu tidak lebih dari beban keluarganya."
Ada perasaan sakit yang tidak bisa didiskripsikan oleh Varsha setelah mendengar kalimat Varish.
"Aku hanya mengambil beberapa baju untuk Rajaa. Bang Ivander mengirim pesan jika Rajaa membutuhkan baju ganti.""Ivander sialan." gumam Varish
"Nara ingin bertemu Ayah? Mungkin masih di kam-
Varish melangkah memasuki kamar Rajaa. Sedikit menyenggol bahu Varsha dengan sengaja yang membuat saudara kembarnya itu sedikit mundur.
Varsha melihat Varish membuka lemari baju Rajaa dan mengambil bebera hoodie berwarna hitan, sweatpants senada, dan topi kesayangan Rajaa yang tergeletak di meja belajar anak itu.
Berjalan keluar kamar, dan berhenti sebentar di depan Varsha,
"Letakkan itu ke lemari. Rajaa tidak akan mau menerimanya."Dan Varish pun berjalan menjauhi Varsha yang masih berdiri di ambang pintu kamar Rajaa. Memandang sebuah sweater dan jogger pants di tangannya,
"Padahal aku sudah susah-susah naik tangga demi baju ini,"
.
.
.
.
"Sha......Arsha..." panggil Rajendra
Ia sudah rapi dan siap berangkat. Namun saat menengok kamar Varsha, anaknya itu tidak terlihat. Ayah 3 anak itu sudah mencari di dapur dan halaman belakang, namun belum menemukan Varsha.
"Ayah mencarimu, Arsh-
..Oh, Varish.." Rajendra mematung.
Rajendra pikir, seseorang yang berjalan di belakangnya tadi adalah Varsha yang sedari tadi ia cari. Namun saat membalikkan badannya, Varish lah yang sedang menatapnya jengah.
"Kau pulang, nak. Ayah da-
"Tidak. Aku hanya mampir. Permisi." potong Varish cepat.
Anak itu berlalu dengan cepat dari hadapan Ayahnya dan pergi meninggalkan rumah dengan perasaan campur aduk.
Rajendra masih diam di tempatnya berdiri. Terlalu kaget dengan kejadian barusan. Bertemu tatap dengan Sulungnya lebih menyeramkan daripada tidak sengaja melihat makhluk astral.
"Ayah..kenapa diam di situ?"
Suara Varsha membuyarkan lamunan Rajendra,
"Oh.. tidak apa, Arsha sudah si--apa kamu dari lantai atas?"
Rajendra menaikkan sebelah alisnya. Varsha berdiri di 3 anak tangga akhir, menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Ada yang harus Arsha ambil di atas." jawabnya cengengesan
Rajendra menghela nafas,
"Arsha.. kita sudah sepakat untuk tidak membuatmu lelah. Naik turun tangga bukan termasuk dari perjanjian kita kali ini.""Maaf Ayah,"
"Nafasmu tidak terganggu kan? Apa kita harus memakai oksi-
"Ayah.. Arsha tidak apa-apa. Hanya sekali naik dan sekali turun. Arsha belum selemah itu." ucap Varsha sedikit membentak
"Oh..maafkan Ayah, buka-
"Sudahlah. Apa kita bisa pergi sekarang?"
Rajendra mengangguk semangat,
"Tentu saja. ayo kita berangkat"Varsha berjalan mendahului Ayahnya.
.
.
.
.
To be Continue~~*********************************************
gantung ya..
sengaja wkwkwkwk 🫢😅🤣
soalnya panjaaaaang banget asli deh kalo digabung nih 😌
dah ya.. pay pay...