Me First You Later

1.1K 148 31
                                    

"Pergi."

"Tidak mau."

"Pergilah bodoh!"

"Tidak mau ya tidak mau.!"

"Kau menggangguku."

"Aku tidak melakukan apa-apa."

"Makanya! Pergi!"

"Tidak mau Bang Deon....!"

"Pergi! atau akau ak-

"Akan apa hayo...Bang Deon tidak bisa berbuat apa-apa tuh."

"Varsha.."

"Ouh..coba ulangi lagi, aku baru mendengar Bang Deon memanggil namaku."

"Pergi dari kamarku!"

"Panggil namaku dulu."

"Kau harus pergi setelah itu."

"Panggil dulu!"

Deon merotasikan matanya jengah,
"Varsha."

"Adu..duh.. tidak terdengar.. Bang Deon bilang apa?"

"Brengsek."

"Ouch..kasar sekali."

"Pergi sekarang! Kudorong kursi roda sialanmu dari lantai 2!"

"Pfft..bangun saja tidak bisa, mau mendorongku hingga jatuh?" ejek Varsha

"Lagipula bagaimana caramu naik kesini?"

"Penasaran ya.." goda Varsha

"Jangan harap."

"Uh..Bang Deon lucu juga jika marah."

"Otakmu benar-benar rusak."

"Memang. Disini sudah berantakan." tunjuk Varsha pada kepalanya yang tertutup topi baret

"Iya rusak, makanya jadi gila."

"Bang Deon...bukan gila, hanya kadang menjadi pikun."

"Sudahlah! pergilah!"

"Tidak ya tetap tidak! Kenapa sih, kan Arsha ingin bersama Bang Deon. Arsha baik kan mau menemani disini."

"Tidak perlu."

"Eiiyy.. kata Mama Bang Deon sedang butuh bantuan, makanya Arsha kesini."

"Heh bocah, kalaupun aku butuh bantuan memang kau bisa melakukan apa?"

"Memanggil asisten rumah tangga. Lewat tombol itu." tunjuk Varsha pada tombol merah yang terpasang diatas nakas samping ranjang Deon

"Aku bisa sendiri."

"Uuh..Dengan semua kabel itu? Tidak tidak.." Varsha menggeleng

Deon berdecak keras. Merasa terganggu dengan kehadiran Varsha di dalam kamarnya, meskipun anak itu tidak melakukan apa-apa diatas kursi rodanya.

Varsha memang datang ke rumah keluarga Garson. Alasan pertama adalah ia ingin menjenguk Deon yang beberapa waktu lalu sempat collapse. Alasan kedua karena di rumahnya hanya ada asisten rumah tangga jadi dia bosan. Alasan yang ketiga, Varsha butuh pengalihan.
Kepalanya terasa penuh dengan semua perubahan dirinya, skenario-skenario buruk yang setiap menit membuatnya takut, dan banyak hal lainnya yang mengganggunya.

"Oi..

....Ooiiii"

"Eh iya..Bang Deon butuh sesuatu?"

"Iya"

Wajah Varsha sumringah,
"Apa?"

"Kau pergi dari sini."

You canTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang