MM • XXXIX (new part) ✓

273 19 4
                                    

TANDAI TYPO ATAU KETIDAKJELASAN

Enjoy Reading Guys

Enjoy Reading Guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»39«

"Bagaimana Dok? Apa dia baik-baik saja?" Pertanyaan itu Agnes lontarkan pertama kali setelah menyelesaikan check-up rutinnya, dengan raut wajah khawatir.

Dokter dengan name tag Sheilana Adelheid itu tersenyum kecil. "Kau tidak perlu khawatir, Nyonya anakmu baik-baik saja."

"Aku hanya akan memberikanmu vitamin dan kau bisa menebusnya nanti," lanjutnya sambil memberikan selembar kertas dan hasil USG kepada Agnes.

Agnes tersenyum kecil. "Terimakasih, aku permisi dulu." Perempuan itu langsung berdiri dan keluar dari ruangan tersebut dengan hati yang bahagia.

Setelah keluar dari ruangan itu, Agnes mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Monic yang tadinya izin pergi keluar sebentar namun sampai sekarang belum juga kembali.

"Kemana Monic? Jangan bilang kalau dia meninggalkanku?" tanya Agnes bermonolog dengan raut wajah yang terlihat panik.

Tanpa mau menunggu lebih lama, Agnes mulai melangkahkan kakinya menelusuri lorong rumah sakit sendirian lalu menunggu di ruang tunggu untuk menebus obatnya.

Setelah selesai menebus obatnya Agnes kembali berjalan sendiri untuk mencari keberadaan Monic karena wanita berambut merah itu belum menunjukkan batang hidungnya. Dan itu membuat Agnes khawatir kalau Monic benar-benar meninggalkannya.

Agnes bangkit dari tempat duduknya, memutuskan untuk mencari Monic diluar rumah sakit. Siapa tahu wanita berambut merah itu berada di taman rumah sakit ini.

Saat perempuan cantik itu berdiri di depan lobi rumah sakit, sebuah tepukan di bahu dan sapaan hangat dari seorang wanita menyentak Agnes membuat perempuan itu berbalik kebelakang.

"Hai!" Terlihat seorang wanita hamil berambut hitam legam berpotongan sebahu tersenyum kearah Agnes. Wajahnya yang putih bersih dengan sedikit semburan pink di pipinya menambah kecantikan dan keramahannya membuat Agnes membalas senyum ramah wanita hamil itu.

"Halo juga," balasnya dengan suara lembut.

Wanita itu berdiri di sebelah Agnes kemudian tanpa aba-aba meletakkan tangannya diatas perut Agnes. "Aku tebak usianya enam bulan," ucapnya membuat Agnes mengangguk dengan senyum yang semakin melebar.

"Lalu, dimana suamimu? Tadi aku hanya melihat seorang wanita berambut merah yang mengantarmu, apa dia kakak ipar mu?" tanya wanita itu lagi setelah menarik kembali tangannya dari atas permukaan perut buncit Agnes.

"Su-suamiku..." Agnes terdiam, bingung sekaligus gugup ingin menjawab apa kepada wanita hamil yang berdiri menatapnya dengan tatapan polos sekaligus ingin tahu.

Mr. Mafia [JAZZTON SERIES 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang