MM • XLI ✓

12.9K 653 31
                                    

TANDAI TYPO ATAU KETIDAKJELASAN

Enjoy Reading Guys

Enjoy Reading Guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»41«

     S E T E L A H percakapan semalam, paginya saat dimeja makan Agnes seperti membangun tembok besar di sekelilingnya agar tidak ada yang boleh mendekat. Pertanyaan Monic pun tidak ada satupun yang dijawab, tak terkecuali Nathan membuat bocah laki-laki kebingungan dengan suasana yang begitu canggung.

"Eomma, apa kau baik-baik saja?" Nathan membuka suaranya sambil menatap wajah Agnes yang pagi ini sama sekali tidak menyambutnya dengan senyuman manis khas perempuan itu.

Agnes melirik Nathan sekilas lalu kembali menatap piringnya. "Ya," balasnya dengan singkat lalu kembali memakan rotinya.

Selang beberapa detik tiba-tiba saja bunyi decitan kursi membuat Monic juga Nathan menatap Agnes yang telah berdiri dari kursinya diseberang meja. "Eomma, habiskan susumu dulu. Apa hari ini susunya tidak enak?" Ucapan dari bocah laki-laki itu berhasil menghentikan Agnes yang akan melangkah pergi.

Perempuan hamil itu menarik napas panjang sambil mengepalkan tangannya erat, terlihat begitu kentara kalau perempuan itu menahan emosinya yang siap meledak. Monic tahu perubahan wajah Agnes membuatnya menelan susah salivanya. keringat dingin yang hampir sebesar biji jagung itu pun mulai meluncur bebas dari dahi sampai dagunya yang lancip, Monic takut. Takut Agnes menyakiti bocah tidak berdosa yang duduk disebelahnya ini. Karena seperti yang telah diberitahukan sang Tuan, jika Agnes sedikit tempramental setelah kejadian itu.

Tatapan lurusnya yang terus menatap wajah Nathan membuat Monic mengambil inisiatif untuk mengalihkan Nathan dari situasi mencekam ini.

"Sebaiknya—"

"Sebaiknya kau habiskan sarapanmu, bukankah kau ingin pergi ke taman hari ini?" potong Agnes dengan cepat sambil tersenyum tipis menatap bocah itu.

"Ah, aku melupakannya. Tunggu sebentar, Eomma!" Dengan cepat bocah itu pun langsung turun dari kursi dan berlari masuk kedalam kamarnya meninggalkan Agnes dan Monic.

"Saya pikir, anda akan menyakiti Nathan." Agnes tersenyum miring mendengar perkataan Monic yang cukup formal tidak seperti biasanya.

"Saya mohon agar anda berpikir secara dewasa. Nathan memang adik kandung wanita itu, tapi bukan berarti anak sekecilnya harus menanggung kebencian anda bukan? Dia hanya anak laki-laki yang tidak tahu kesalahan apa yang kakaknya perbuat," lanjut Monic, menunduk dalam menghindari kontak mata dengan Agnes.

"Pikiranmu, Monic. Kau terlalu berpikir negatif tentangku," balas Agnes lalu terkekeh pelan, hal itu membuat Monic langsung panik dan menatap wajah Agnes yang terkesan santai.

"Ti-tidak Nyonya! Bukan seperti itu—"

"Lupakan, aku tidak suka membahas ini. Kau membuat suasana hatiku memburuk," potong Agnes lalu melenggang pergi meninggalkan Monic yang kembali menundukkan kepalanya.

Mr. Mafia [JAZZTON SERIES 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang