Bismillahirrahmanirrahim ....
Zee hadir dengan cerita baru meski cerita lama belum selesai 🤣
Langsung baca aja, jika penasaran silakan komen. Jika tidak, silakan tinggalkan lapak ini 😁☺️
🥀🥀🥀
Malam semakin larut. Langit tampak pekat. Daun-daun pada jejeran pohon menari diterpa embusan angin. Hanya ada suara hewan malam dari balik semak yang merobek kesunyian.
Gaffi mengendarai motornya dengan kecepatan sedang menembus sunyi dan gelapnya malam. Tubuhnya terbungkus jaket hitam tebal agar liarnya angin malam tidak dapat menjamah kulitnya. Malam semakin larut dan dia baru saja pulang menghadiri pembukaan kafe seorang kerabatnya.
Mata laki-laki dua puluh delapan tahun itu menyipit tajam ketika melihat sebuah mobil sedan merah terparkir di tengah jalan. Khawatir jika si pemilik adalah korban kejahatan yang marak terjadi, dia segera menurunkan laju motornya dan berhenti di belakang mobil itu.
“Ah, sialan!”
“Mobil kampret!”
“Mending gue beli angkot!”
Seorang perempuan berambut panjang tengah mengumpat sembari memukul dan menendang kap juga ban mobilnya.
Mogok, ya? Pikir Gaffi.
Gaffi mendekat. “Permisi, Mbak,” ucapnya pelan dan terselip keraguan di sana. Meski suaranya pelan, dia yakin perempuan itu dapat mendengarnya sebab suasana malam benar-benar sunyi.
Mendengar suara Gaffi, perempuan berambut panjang itu membalikkan tubuhnya menghadap Gaffi. Refleks, Gaffi segera melangkah mundur saat melihat pakaian yang dikenakan perempuan itu. Gaun malam berpotongan pendek yang memperlihatkan bagian bahu dan dada perempuan itu. Dalam hati, Gaffi beristigfar dan meminta perlindungan kepada Tuhan.
“Siapa lo?” tanya perempuan itu. Matanya memicing dan tubuhnya tampak sempoyongan. Beberapa kali dia terlihat untuk kembali berdiri tegak setelah nyaris terjatuh.
Melihat gelagat perempuan itu terlihat aneh dan tidak seperti orang biasanya, satu hal yang tercetus dalam benak Gaffi. Perempuan itu dalam keadaan mabuk. Dan dia menjadi sedikit waswas. Ini pertama kalinya dia berhadapan dengan orang mabuk, terlebih lagi seorang perempuan. Menghela napas, dia mencoba untuk tetap tenang.
“A—ada yang bisa saya bantu, Mbak?” Gaffi bertanya dengan ragu. Dia tidak yakin perempuan itu bisa menangkap ucapannya dalam kondisi yang bisa dibilang tidak sadar itu.
Alih-alih menjawab, perempuan itu malah terkikik membuat Gaffi terperanjat. Kaget tentu saja.
“Hihihi ....” Perempuan itu sedikit menunduk, wajahnya tertutup rambutnya yang tergerai. Tiba-tiba, dia mengangkat wajahnya dan melotot. “Bantu apa, hah?” bentaknya garang.
Gaffi kembali terkejut, jantungnya berdentum keras dan tubuhnya sedikit menegang. Saat akan menjawab, suara perempuan itu kembali terdengar.
“Aduh ... pusing. Bumi berputar-putar,” keluh perempuan itu sembari memegang kepalanya yang berdenyut-denyut. Sekelilingnya terasa berputar dan kakinya sulit untuk berpijak dengan pasti. “Musiknya mana, heh? Gue mau joget, ah! Woy, musik!” Kini dia meracau, satu tangannya terangkat ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meminangmu
ChickLitJika berkenan, harap follow jika menyukai cerita ini 🤗 ⚠️ Untuk dibaca, bukan untuk diplagiat! Jadilah hebat tanpa harus menjadi bayangan orang lain. ⚠️ Konten 18+ (Tapi bukan cerita ehem-ehem). Harap bijak memilih bacaan. **** Kejadian di suatu ma...