2 || Diperkosa

240 35 3
                                    

'Salah satu godaan terbesar laki-laki adalah perempuan. Namun, jika iman tertancap di dalam dada, rasa takut kepada Allah yang akan lebih besar. Dan sungguh, Allah sebaik-baik pelindung.'

-Meminangmu-

🥀🥀🥀

“Gue diperkosa.”

Seorang perempuan terduduk di atas kasur sembari meremas selimut yang menutupi tubuhnya. Detak jantungnya tak beraturan dan rasa takut kian menyerangnya.

Betapa terkejutnya dia ketika bangun di sebuah kamar asing dengan gaun yang membungkus tubuhnya melorot. Awalnya, dia masih mencoba untuk berpikir positif, tetapi keadaan kasur yang berantakan dan sebuah jaket hitam yang tergeletak membuat pikirannya kacau.

Beberapa menit dia mencoba untuk menggali ingatannya perihal apa yang terjadi padanya. Namun, hanya sepenggal kejadian yang mampir di kepalanya. Dia pergi ke klub malam dan minum hingga lupa diri untuk menghilangkan stres. Lalu, berniat pulang dengan berkendara seorang diri, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok. Dan tak lama, seorang laki-laki menghampirinya.

“Bangsat!” Perempuan itu mengumpat, mencoba untuk mengingat sosok laki-laki yang dia duga telah membawanya ke sini dan melecehkannya. “Cowok setan itu pasti yang lakuin semua ini.” Matanya memerah dan dia semakin kuat meremas selimut, melampiaskan rasa marah dan takutnya.

Tidak ada laki-laki yang akan menolak tubuh indahnya, bukan? Begitu juga dengan laki-laki itu yang akan mengambil kesempatan di saat dirinya mabuk.

Sialan!

Perempuan itu menoleh cepat saat pintu kamar tiba-tiba terbuka dan menampakkan seorang laki-laki yang berdiri kaku di sana.

“Siapa lo, hah?” tanya perempuan itu dengan suara tinggi dan keras. Matanya menyorot tajam pada laki-laki itu.

“Saya—”

“Lo cowok setan yang perkosa gue, kan?” tuduh perempuan itu, memotong begitu saja ucapan yang akan laki-laki itu ucapkan. Dia tidak peduli, napasnya mulai memburu. “Brengsek lo! Otak binatang!”

Laki-laki itu tampak terbelalak. Kepalanya menggeleng tegas. “Astaghfirullah, Mbak. Saya tidak—”

“Enggak usah lo bawa-bawa Tuhan, Brengsek!” hardik perempuan itu, kembali menyela. Rasa panas mulai menyelimutinya, pertanda emosinya benar-benar telah terbakar. Dia mengambil bantal, lalu melemparnya ke arah laki-laki itu. Tak kena, dia lantas kembali melempar bantal yang lain, disusul beberapa buku yang tersusun di atas nakas sebelah kasur.

“Cowok setan! Mati aja lo, Bangsat!” Dengan membabi buta, dia terus menyerang dengan apa saja yang bisa dia gapai dan lemparkan kepada laki-laki itu. Umpatan demi umpatan dia muntahkan tanpa kendali.

“Mbak, sabar, Mbak!” Laki-laki itu mencoba untuk menenangkan sembari berusaha menghindar dari berbagai benda yang melayang ke arahnya.

“Bungkus halal, isi haram! Dasar bajingan!” Kembali perempuan itu mengumpat dan menyasar pada pakaian yang laki-laki itu kenakan. Baju kokoh putih dengan sarung hitam dan peci senada, perempuan itu lantas mendecih. Dia tidak heran lagi, zaman sekarang memang banyak orang yang berpakaian alim, tapi kelakuannya tak jauh dari kata bejat.

MeminangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang