20|| Protes!

61 9 4
                                    

Hai, Gaffi hadir kembali 🤗

Berikan vote dan komen yang banyak yaaa 🤭

Selamat membaca dan moga memberi manfaat 🤍

🍁🍁🍁

"Lebih baik memaksamu dalam kebaikan, daripada harus membiarkanmu tenggelam dalam keburukan."

-Gaffi, Meminangmu-

🍁🍁🍁


Sejak pulang dari butik, wajah Faezya tertekuk masam. Perempuan itu juga tidak menjadi lebih pendiam. Celotehan Larissa dia abaikan begitu saja. Suasana hatinya benar-benar hancur karena gaun itu.

“Tante kenapa, sih?” tanya Larissa yang duduk di samping Faezya di sofa ruang keluarga. “Dari tadi cemberut mulu, enggak ngomong-ngomong juga.”

Faezya diam. Pandangannya lurus ke televisi yang menyala.

“Tante sariawan, ya?” tebak Larissa. “Atau lagi sakit gigi?”

Larissa cemberut. Lebih baik dia mendengarkan segala kalimat pedas tantenya daripada ucapannya tak bersambut seperti ini. Dia tidak suka kesunyian. Dan tantenya yang tak kunjung bersuara membuat rumah super besar ini berkali-kali lebih sunyi.

“Tante ngomong dong!” Larissa kembali mencoba mengusik Faezya seraya menggoyangkan lengan tantenya itu. “Ica dicuekin mulu, ih!”

Sebenarnya sejak selesai fitting baju, pikiran Faezya mulai kacau dan membuat fokusnya hilang. Tadi saja dia hampir menabrak sebuah motor di depannya jika tidak cepat mengerem.

Pernikahan.

Faezya selalu bermimpi akan menikah dengan laki-laki yang mencintai dan dicintainya. Laki-laki yang akan membawanya pergi dari istana penuh pesakitan ini ke istana yang penuh kebahagiaan. Lalu mereka akan hidup di istana itu dengan penuh cinta. Memiliki putra dan putri yang tampan dan cantik. Yang dirawat dan dididiknya dengan segenap cinta dan kasihnya. Hingga kelak anak-anaknya akan berkata padanya, “My mom is the best mother in the world. I really love her. Forever.”

Namun, kedatangan laki-laki yang tidak diharapkan membuat istana impiannya tak lebih dari istana pasir yang kemudian tersapu ombak. Runtuh dalam sekejap tanpa meninggalkan apa pun. Helaan napas Faezya embuskan, hidupnya selalu penuh dengan kegagalan. Sebuah perceraian mungkin telah dia rencanakan, tetapi perceraian tidak pernah ada dalam rancangan masa depannya. Atau inikah jalan yang harus dilaluinya untuk mencapai istana impiannya? Namun, adakah raja yang akan menerima seorang janda?

“Faezya.”

Faezya terperanjat ketika punggung tangannya ditepuk. Mamanya berdiri di depannya dengan raut khawatir.

“Kamu tidak apa-apa, Nak?” Yuni bertanya dengan cemas. “Ica bilang kamu enggak ngomong-ngomong.”

Faezya menautkan alisnya. “Emang Fae kenapa?”

“Hih, Tante! Malah nanya balik. Tante dari tadi ngelamun mulu. Ica ajak ngomong enggak nyahut-nyahut. Ica pikir Tante kemasukan jin jadi Ica panggil Oma, deh,” cerocos Larissa panjang lebar.

Faezya hanya melirik malas menanggapi kecerewetan Larissa.

“Kamu benar-benar enggak apa-apa, Sayang?” Yuni kembali bertanya. Dia lalu duduk samping putrinya dan mengusap rambut Faezya lembut.

MeminangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang