"Didikan orangang tua berperan penting dalam pembentukan karakter seorang anak. Jika seorang memiliki karakter yang buruk, jangan langsung menghakiminya. Karena bisa jadi dia tidak pernah merasakan peran orang tua dalam perkembangannya."
-Meminangmu-
🥀🥀🥀
Dari dalam mobil, Faezya memandang rumah megah dengan gerbang yang menjulang tinggi. Jemarinya mengetuk-ngetuk kemudi mobil. Raut wajahnya tampak dihinggapi kegelisahan.
Faezya terperanjat saat tiba-tiba gerbang rumah itu terbuka. Baru saja dia hendak menutup kaca mobilnya saat seorang pria paruh baya keluar dari sana sembari membawa kantong plastik hitam besar yang kemudian dimasukkan ke dalam tempat sampah.
Buru-buru Faezya turun saat pria paruh baya itu hendak kembali masuk ke dalam.
“Pak Rudi!”
Mendengar namanya dipanggil, Pak Rudi—sopir pribadi keluarga Faezya—berbalik badan. Matanya melebar ketika melihat Faezya menghampirinya.
“Non Fae?” Pak Rudi berseru seakan tak percaya jika anak majikannya yang sejak semalam tidak pulang kini berada di hadapannya. “Non dari mana saja, Non? Bapak sama Ibu Non sejak semalam nyariin dan khawatir sama Non Fae yang tidak pulang-pulang.”
Faezya menyelipkan rambutnya yang tergerai ke belakang telinga sembari menyengir. “Biasa lah, Pak. Anak muda,” katanya santai.
Tanpa dijelaskan lebih lanjut, Pak Rudi langsung paham maksud perkataan anak majikannya itu. Meski tidak semua, pergaulan anak muda zaman sekarang memang cukup terbilang bebas. Apalagi untuk kota besar dan kalangan ke atas. Kelab malam dan party adalah hal yang biasa buat mereka.
Sedikit menelengkan kepalanya untuk melihat ke arah dalam gerbang, Faezya bertanya sedikit waswas, “Papa udah ke kantor belum, Pak? Kalau saya masuk, aman, kan?”
Pak Rudi mengernyit, lalu terkekeh pelan. “Yah, aman toh, Non. Kecuali kalau Non masuk rumah orang, baru tidak aman.”
Faezya yang masih celingukan, lantas menegakkan tubuhnya. Dia mendesis kesal. “Maksud saya, kalau saya masuk Papa bakal lihat, enggak?”
“Kalau lewat depan Pak Bos, ya ... pasti lihat dong, Non.”
Faezya menggeram. Giginya bergemeletuk. Bagaimana mungkin papanya menjadikan Pak Rudi sopir kesayangan sekaligus orang kepercayaan? Bahkan, papanya lebih percaya pada Pak Rudi dibanding dirinya.
Menghela napas dan mencoba untuk bersabar, Faezya bertanya dengan geregetan, “Jadi, saya harus lewat mana biar Papa enggak lihat? Apakah Pak Rudi memiliki ide, hm?” Faezya lalu tersenyum, terlihat sangat dipaksakan.
Sejenak Pak Rudi terdiam, tampak berpikir. Saat tercetus ide dalam kepalanya, dia lantas memandang anak majikannya itu. “Non Fae bisa lewat pintu belakang. Pasti aman, Non.”
Seringai Faezya terbit. Kini Faezya tahu kenapa papanya sangat mempercayai Pak Rudi, meski menyebalkan, Pak Rudi sangat bisa diandalkan di situasi mendesak seperti ini.
Tak ingin membuang waktu lagi, Faezya langsung memberikan kunci mobilnya ke Pak Rudi.
“Jangan lupa ditutup,” ucap Faezya dan berlalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Meminangmu
ChickLitJika berkenan, harap follow jika menyukai cerita ini 🤗 ⚠️ Untuk dibaca, bukan untuk diplagiat! Jadilah hebat tanpa harus menjadi bayangan orang lain. ⚠️ Konten 18+ (Tapi bukan cerita ehem-ehem). Harap bijak memilih bacaan. **** Kejadian di suatu ma...