12|| Perihal Poligami

74 15 0
                                    

Hai, Gaffi hadir kembali 🤗

Berikan vote dan komen jika kalian menyukai cerita ini 🤗

Selamat membaca dan moga memberi manfaat 🤍

🍁🍁🍁

“Gue bukan perempuan baik yang rela berbagi suami. Cuma gue satu-satunya yang akan menjadi ratu dalam istana gue. Tidak ada ratu lain atau pun selir."

-Faezya, Meminangmu-

🍁🍁🍁

“Masih lama enggak, Tante?” Larissa bertanya dengan mata terpejam.

Beberapa menit yang lalu, ketika selesai menonton video tutorial make up di Youtube, Larissa langsung merengek dan meminta Faezya untuk mendandaninya ala Korea. Malas mendengar rengekan Larissa yang tak berujung, terpaksa Faezya setuju, lalu menyuruh keponakannya duduk di kursi meja rias yang berhadapan langsung dengan cermin cukup besar.

Faezya menyemprotkan setting spray sebagai sentuhan akhir agar wajah sang keponakan tetap lembap. Mengecek kembali hasil kreasi tangannya, Faezya tersenyum puas.

“Sudah, Cil."

Perlahan, kelopak mata Larissa terbuka. Pandangannya langsung disuguhkan dengan sesosok gadis cantik dalam pantulan cermin. Mulut Larissa terbuka. Dia lalu meraba wajahnya, sedang matanya masih terpaku pada cermin di hadapannya.

“Tante ...” lirih Larissa. “Yang di cermin itu beneran Ica? Kok, cantik, sih?” tanyanya, terperangah. Dia berdecak kagum melihat wajahnya sendiri yang tampak lebih cantik dan fresh.

“Bukan, itu kalong wewe!” ucap Faezya, sewot.

Larissa mendelik tak terima. “Enak aja! Udah jadi jelmaan Bae Suzy gini masa dibilang kalong wewe!”

Faezya lantas mencibir, “Cantik ketutup dempul aja bangga lo, Cil.”

“Enggak papa dong, cantik bantuan dempul. Make up kan, emang untuk mempercantik. Yang salah itu cantik berkat ubah ciptaan Tuhan. Namanya enggak bersyukur.” Larissa berceloteh dengan pongahnya.

“Pinter ngomong lo sekarang, ya!” Faezya menarik ujung rambut Larissa, kesal mendengar celotehan gadis itu.

Mulut Larissa sudah terbuka hendak kembali membalas saat pintu kamar tiba-tiba diketuk seseorang dan suara Bi Siti terdengar memanggil nama mereka berdua.

“Masuk aja, Bi. Enggak dikunci!” Faezya setengah berteriak, menatap pintu kamarnya.

Pintu kamar terbuka, Bi Siti berdiri di ambang pintu.

“Maaf, Non, Bibi menganggu,” ucap Bi Siti sopan. “Bapak tadi suruh Bibi panggil Non Pae sama Non Ica, soalnya Den Rasya sudah datang,” jelasnya.

Larissa langsung berdiri. Matanya seketika berbinar. “Papa udah datang, Bi?”

Bi Siti mengangguk.

Yes!” seru Larissa riang, lalu berlari keluar dari kamar. Saking semangatnya, hampir saja dia menabrak Bi Siti. Untung Bi Siti sigap menyingkir.

“Benar-benar bocil,” gumam Faezya. Dia kemudian menyuruh Bi Siti pergi lebih dulu dan berkata akan menyusul.

Bi Siti keluar, pintu kembali tertutup. Faezya bergegas merapikan alat make up-nya.

🍁🍁🍁

“Papa, Ica cantik, enggak? Ini Tante Fae yang make up-in.”

MeminangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang