29|| Gara-gara Kebab

83 7 2
                                    

Hai, Gaffi hadir kembali 🤗

Jangan lupa vote dan komennya yaaa jika suka dengan cerita ini 🤭

Selamat membaca dan semoga bermanfaat 🤗

🍁🍁🍁

“Kebabnya enak, saya suka. Tapi saya lebih suka kamu. Istriku.”

-Gaffi, Meminangmu-

🍁🍁🍁

Jarum jam telah menunjuk angka sebelas lewat dua puluh lima menit. Namun, Gaffi masih setia duduk di kursi meja kerjanya. Berkali-kali dia menghela napas kasar, lalu mengusap wajahnya. Buku catatan kecil dan dua buku rekening terbuka lebar di hadapannya. Layar laptop masih menampilkan catatan pengeluarannya dalam bentuk tabel. Utang Faezya benar-benar cukup menguras isi tabungannya.

Walaupun dia turut andil membantu salah satu cabang rumah makan bebek milik ayahnya, tetapi biaya pengeluaran setelah menikah mengharuskannya tetap berhemat. Kini hidupnya tidak hanya tentang dirinya sendiri, ada istri dan anak-anaknya kelak yang menjadi tanggung jawabnya. Dia harus memiliki tabungan untuk menjamin masa depan keluarganya. Dan kini dia merasa butuh memiliki penghasilan tambahan lagi selain dari mengajar dan membantu rumah makan ayahnya.

Gaffi memijit pelipisnya yang mulai berdenyut. Rasa kantuk juga perlahan datang. Bergegas dia mematikan laptop dan membereskan buku-bukunya, lalu beranjak menuju kasur.

Gaffi berbaring menghadap Faezya yang telah tidur beberapa jam yang lalu. Melihat wajah damai dan tenang sang istri, Gaffi jadi sangsi jika di hadapannya kini adalah perempuan yang sama yang selalu berkata ketus dan berwajah sinis kepadanya. Faezya yang sedang tidur entah kenapa terlihat seperti wanita lugu di mata Gaffi.

Mengulas senyum, Gaffi menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah Faezya akibat tiupan kipas angin. Menikah dan tinggal serumah dengan Faezya, Gaffi menjadi lebih tahu sifat sang istri yang sangat keras kepala dan susah diatur. Faezya juga tipe perempuan yang suka bertingkah sesuka hati tanpa mengindahkan sebuah aturan. Meski begitu, sama sekali tidak ada secuil pun rasa menyesal di hati Gaffi telah menikahi Faezya. Mungkin ini yang dinamakan cinta. Gaffi tahu sifat buruk Faezya, tetapi matanya tidak pernah hanya memandang ke sana. Gaffi malah melihat dibalik sifat ketus sang istri, ada hati yang lembut dan penyayang dalam diri Faezya. Dan Gaffi selalu bersyukur memiliki Faezya.

“Meski tidak mudah, saya selalu percaya Allah bersama kita,” ucap Gaffi terdengar seperti bisikan sembari mengelus lembut pipi sang istri. “Saya juga percaya, suatu hari nanti kamu akan melihat saya seperti saya melihat kamu. Selama apa pun itu, saya akan menunggu sebab saya tahu ada Allah Yang Maha Membolak-balikkan hati manusia. Saya hanya perlu bersabar dan berikhtiar. Jadi ... tetap di samping saya, ya. Karena saya sayang kamu.”

Gaffi mengecup singkat kening Faezya, lalu membawa Faezya dalam pelukannya sebelum ikut memejamkan mata. Rasa gusar yang sempat dia rasakan seketika lenyap hanya dengan memeluk sang istri.

“Kamu memang obat penenang saya.”

🍁🍁🍁


Gaffi : Assalamualaikum, Faezya.

Gaffi : Kamu masih di kampus?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MeminangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang