23|| Menikah

26 5 0
                                    

Hai, Gaffi hadir kembali 🤗

Jika suka jangan lupa vote dan komen yaa 😁

Selamat membaca dan moga memberi manfaat 🤍

🍁🍁🍁

🍁🍁🍁

Dekorasi serba putih telah menghiasi rumah megah Wirawan. Sejak pagi, para keluarga dari kedua belah pihak telah berdatangan untuk menyaksikan langsung proses akad nikah Gaffi dan Faezya yang akan berlangsung pada pagi.

Di depan Wirawan dan penghulu, serta para tamu yang duduk di belakangnya di ruang tamu ini, Gaffi duduk dengan perasaan gugup. Jantungnya berdebar tak karuan. Tangannya mulai terasa dingin dan basah. Air mukanya terlihat sangat tegang. Doa dan selawat tak henti dia lantunkan dalam hati agar merasa lebih tenang.

"Kita telah mengetahui jika menikah merupakan ibadah terpanjang. Mengapa demikian? Karena dalam pernikahan akan ada berbagai persoalan-soalan yang datang silih berganti. Ada tanggung jawab, kewajiban, juga hak-hak antar suami-istri yang harus dipenuhi. Ada rasa sabar yang harus diperluas. Ada ego yang harus diredam. Ada rasa saling menyayangi, mencintai, dan mengasihi yang harus dibentuk. Suami menegur dengan kelembutan ketika istri khilaf, begitu juga dengan istri yang senantiasa mengingatkan ketika suami khilaf," papar Pak Penghulu memberikan wejangan pernikahan. "Sejatinya, suami istri yang baik adalah mereka yang senantiasa saling mengingatkan dan bergandengan tangan menuju ridho Allah SWT. Insya Allah, semuanya akan dinilai ibadah oleh Allah dan mendapat ganjaran surga-Nya."

Nasihat-nasihat pernikahan yang disampaikan Pak Penghulu didengarnya dengan saksama sebagai bagian dari bekalnya kelak. Berharap dia bisa mengamalkan nasihat itu dan menjadi kepala rumah tangga yang baik dan amanah.

Meski tak dipungkiri, hatinya kini bertanya-tanya, bisakah dia menjadi suami yang baik dan membimbing sang istri? Cukupkah sabarnya kelak? Kuatkah imannya? Mampukah dia meredam egonya? Jangan sampai statusnya sebagai kepala keluarganya membuat dia malah bersikap otoriter dan hanya ingin dihargai tanpa bisa dihargai. Na'udzubillah.

“Bagaimana? Sudah siap?”

Pertanyaan Pak Penghulu menyentak Gaffi. Debar jantungnya semakin menggila. Menghela napas panjang, Gaffi melirik ayah dan adiknya yang memberinya semangat lewat anggukan kepala.

“Insya Allah, saya siap,” kata Gaffi lantang.

Pak Penghulu kemudian mempersilakan Wirawan mengambil alih.

Dengan tangan sedikit gemetaran, Gaffi mulai menjabat tangan Wirawan. Berbeda dengan Gaffi yang super tegang, Wirawan terlihat lebih tenang.

Setelah mengucapkan basmalah, suara lantang dan tegas Wirawan menggema di penjuru ruangan.

“Saya nikahkan dan kawinkan engkau, Muhammad Gaffi Al-Gaza bin Muhammad Yusuf dengan putri saya, Faezya Az-Zahra binti Wirawan dengan mas kawin uang senilai dua juta dua puluh dua ribu dan seperangkat alat salat dibayar tunai!”

🍁🍁🍁

“Masya Allah, mantu Ibu cantik sekali.”

Pujian dan tatapan kagum tak hentinya Faezya dapatkan dari orang-orang yang menemaninya di kamar tempatnya menunggu proses akad. Kebaya putih, hijab yang menjulur hingga dada, serta polesan make up natural hasil karya Aminah membuat kecantikan Faezya begitu terpancar.

MeminangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang