Ara Story

🍭 Lolipop|| Tujuhtiga

⚠️Warning!
Baca pelan pelan, Dikarenakan sudah lama menghilang, Mikakim agak takut untuk mempublish Part ini karna ia merasa kurang dapat feel.

Sekiyan bukan Saekkiya, terimakasih 🙏🏻

🍫🍫🍫

   "Biwil biwil Belem belem jawel bayam. Copi coklat copi syusyuuu~"

   "Kenapa ati mu mulah, gelbek kita jadi luntah, biwil biwil biwil jawel bayam, Copi coklat copi syusyuuu"

    "Biwil biw hmpp—"

    "Udah Ra," Devan menutup Mulut gadis itu yang sedari tadi menyanyikan lagu yang tak jelas.

    "Jangan tutup mulut Alaa dung! Alaa mau nyanyi"

     "Ga usah nyanyi, mending kita percepat jalan biar sampai ke sekolah" Ucap Devan yang berusaha Sabar.

     Alin yang melihat interaksi antara Devan dan Araa itu terkekeh kecil.

     Sesaat gadis itu melihat ke arah rumah yang memiliki taman didepan rumahnya.

     "Lihat kebun Alaa, penuh dengan bungaa. Ada yang melah dan ada yang putih"

    "Kalau lagu yang begini kan enak, yang dengar juga paham" ucap Devan melihat ke Ara.

   "Setiap Hali, Alaa silam semua~"

   "Mawal melatih semuanya indah, laktum lektum lektum la la laaaa,"

    Devan sudah memasang ekspresi bombastis sideeyes. Baru juga dipuji.

    "Lektum, lektum, lektum lalalalaaa~ BULUNGGG KAKAK TUWAAAAA!!!!!" Jeritnya.

🍫🍫🍫

    Saat ini adalah jam istirahat, setelah melakukan pertempuran yang sangat melelahkan. Yap, Hari ini Ara ada ulangan. Ajaibnya ia bisa mengisi semua kertas jawaban, padahal tadi malam ia sama sekali tidak ada belajar. Heh! Hebat kan alaa?

      "Ara kok cepet banget tadi siapnya" Tiyo bertanya, sambil memberikan air putih itu kepada Araa.

    "Iya dung, Alaa kan pintel"

    Tiyo mengangguk. Pasalnya ia setuju dengan apa yang dikatakan gadis itu. Araa adalah gadis yang pintar.

    "Ciko!" Pekiknya, saat Cowok bertubuh gembul itu hanya melewati mereka saja.