[4th Story]
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Sebagian part diprivat, jadi acak
Cerita tentang Keseharian Ara.
Bocah santuy, gak mau ribet ribet.
"DEPAN!! Kok gitu sih?! ALA KAN MINTA DIGENDONG!!" gadis itu mendengus kesal.
"Devan Ra!! Devan!!" Bocil...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hampir 1 tahun kita tidak bertemu onty's angkel's. Mari kita buka dengan sapaan yang ramah dan menyejukkan hati.
Hai! ✿( ╹▽╹ )✿
🌷Sudah up jangan lupa ramein📈
ABSEN DULS YG UDAH VOTE AND KOMEN☝🏻
DARI SEMUA PART 1-88 BERI ALASAN KENAPA KAMU SUKA CERITA ARAA.
🍫🍫🍫
Araa berjalan sambil bersenandung Ria. Gadis itu baru menyelesaikan Sarapannya, walaupun ada sedikit drama yang ia buat.
"Jangan belbicala sama Alaa, Tiyo. Alaa lagi malah kalena Tiyo tinggalin Alaa. Kan Tiyo sendili yang janji kenapa diingkali."
"Maafin Tiyo, Tiyo ga bermaksud tinggalin Ara."
"Tidak Pellu jelaskan kepada Ala, Alaa mau main baleng depan aja. Baiii Bai!"
Gadis itu berjalan Melewati Kamar ke dua orang tuanya, ia tak sengaja menjumpai Kiya yang tengah memasukan pakaian Rifan ke koper.
Ara masuk lalu memanjat kasur orang tuanya. "Kenapa baju papa dimasukin?"
Rifan yang tadi sedang membaca di iPad lalu mematikannya, kini atensinya beralih pada sang putri.
"Papa harus pergi kerja," jelas Kiya yang tangannya sibuk melipat baju Rifan dan memasukannya kedalam Koper.
"Benelan pa?" Rifan mengangguk sebagai jawaban.
Wajahnya menjadi cemberut. Gadis itu tampak sedih.
"Sedih ya Papa Pergi hm?"
Ara mengangguk dengan bibir yang melengkung kebawah. "Papa pelgi jangan lama lama ya pa, ntal Alaa Lindu papa."
"Aluuu luuu luuu, syini Papa Peyuk." Pria itu merentangkan kedua tangannya memeluk sang Papa.
Ara memeluk tubuh Rifan dengan wajah sedih. Sejujurnya ia sedih karna tidak ada lagi tamengnya untuk melawan mama Kiya.
"Papa bau!" Gadis itu menutup hidungnya. Menjauhkan tubuhnya dari Rifan.
"Enak aja, Papa udah mandi tau."
"Bau telasi!"
"Kayak tau aja arti terasi, emang kakak tau?"
Ara mengangguk, "Bau ini." Lalu tindakan yang ia lakukan selanjutnya sungguh diluar Nalar. Rifan dan Kiya sampai Terkejut. Gadis itu memasukan tangannya kedalam bokongnya lalu meletakkan tangannya itu ke hidung.
