[4th Story]
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Sebagian part diprivat, jadi acak
Cerita tentang Keseharian Ara.
Bocah santuy, gak mau ribet ribet.
"DEPAN!! Kok gitu sih?! ALA KAN MINTA DIGENDONG!!" gadis itu mendengus kesal.
"Devan Ra!! Devan!!" Bocil...
Aciee, gimana puasa hari pertamanya bestie. lancar?
Pertama aku mau ngucapin makasii banget yang udah vote dan komen dipart sebelumnya. Jujur komen kalian mood banget kekekek💗
Araa datang menemani ngabuburit para onty yang lagi rebahan.
Btw disini ada pembaca cowo?
🌷Quotes hari ini
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mau blownis ga?
"Alaa ndak suka depan! Hwaaa!!"
Devan terdiam, Matanya bergerak menatap kepergian Araa yang menangis sambil berlari.
Menyadari kesalahannya adalah memarahi Araa dengar keras, tanpa mendengarkan apa yang ingin gadis kecil itu jelaskan. untuk usia 11 tahun Devan cukup pintar memahami seseorang.
"Mama bilang 'kan anak cewek ga suka dibentak. Bodoh!"
"Araa!"
Devan berlari mengejar gadis itu, diikuti Alin dan Tiyo dibelakangnya.
"Ara, berhenti aku minta maaf"
Tak ada yang berhenti, Araa terus melangkahkan kakinya. Lebih tepatnya gadis itu tak mendengarkan teriakan Devan yang jauh dibelakangnya.
Sampai dimana mereka bertiga berhenti dirumah Araa.
Napas mereka tersenggal.
Alin melirik Devan.
Gadis itu melihat raut wajah khawatir Devan yang sama saat terakhir kali kejadiaan Araa diculik.
"Permisi,"
"Ya! Sebentar!"
Kiya keluar, membuat Devan semakin menunduk.
"Oh ada Alin sama Devan?"
Tunggu, Alin dan Devan?
Tiyo dimana.
Kaki kecil itu menyusul dengan cepat dibelakang.
Tiyo menyusul sambil menaiki Sekuter Araa dari belakang.
