[4th Story]
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Sebagian part diprivat, jadi acak
Cerita tentang Keseharian Ara.
Bocah santuy, gak mau ribet ribet.
"DEPAN!! Kok gitu sih?! ALA KAN MINTA DIGENDONG!!" gadis itu mendengus kesal.
"Devan Ra!! Devan!!" Bocil...
sambil nunggu yang gak pasti, baca kisah araa yuks♡
Komen lope lope buat araa dung❤❤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍫🍫🍫
Araa sudah nyelesain Sarapannya. Setelah itu ia berjalan ke Kiya, meminta izin Untuk bermain ke Luar.
"Ma, Alaapelgi main yah?"
"Main sama siapa?" Tanya Kiya, yang tengah mengendong Vin.
"Sama Depan. Ya, Ma Yaa" pinta Ara memohon.
"Mama Antar kerumah Devan" Putus kiya, yang diangguki Araa.
Setelah mengunci pintu, Ara, Kiya dan jangan Lupakan Vin. Mereka berjalan menghampiri Rumah Yang bernama Devan itu. Rumahnya tak cukup jauh. Hanya dibatasi oleh Dua blok rumah saja.
"Depan!!" teriak ara tak tau malu.
"Araa, gak sopan Ih" Tegur Kiya. Sedangkan Vin terkekeh, melihat araa yang tengah ditegur oleh mamanya.
"Eh Kiya" Seorang wanita paruh baya, keluar dari rumah itu. Pemilik rumah itu tentunya, gak mungkin Maling bukan??.
"Hehe kak Elen. Devan nya ada?" Sapa kiya, kemudian bertanya.
"Eh ada, Ayo masuk"
🍫🍫🍫
"Devan!! Ada Araa nih" teriak Elen, memanggil putra bungsunya.
"Eh Araa" Bukan Devan yang turun melainkan Faran.
Tau Faran kan?? Ituu dicerita sebelah ada. Cek aja. [My BigBaby is Spoiled BoyFriend]
Promosi. Heheh.
"Kak aran!!" Araa berlari kearah Faran.
Faran pun menyambutnya dengan senang hati.
"Tante" Sapa Faran.
Faran tau Kiya tidak menyukai panggilan tante, Zean dan Alan memanggilnya dengan sebutan Aunty. Sedang kan Dia, Memanggil Tante. Gak salah kan beda sendiri.
Kiya yang mendengar itu cukup sabar, atau malahan udah terbiasa dengan Sebutan itu. Memilih untuk tidak memperpanjangnya saja.
"Gimana Disekolah, lancar?" tanya Kiya.
"Lancar dungs!!" jawab Faran semangat.
"Belajarnya atau pacaran nya" cibir kiya.
"Tante tau aja"
Sementara itu, mata ara terpokus ke Bocah laki laki, yang sedang menuruni tangga.
"Oh??!! Depan!" teriak Araa, Faran pun menurunkan Araa.
"Mama Pamit dulu ya" kiya mengusap lembut kepala Araa.
"Ran, salam Sama mama kamu, tante pulang dulu" pamit kiya, yang diangguki Faran.
"Kak, kiya pamit pulang dulu" pamitnya
"Iya, hati hati kiy" balasnya Sedikit berteriak. Karna lagi didapur.
Faran menatap ibu dua anak itu tak percaya. Dasar tante tante.
"Ayok Main" Ajak Araa.
"Main apa?"
"Ngga tau" Araa menggeleng. "Pokonya Kita Halus main!"
"Yaudah. Main Game kak Aran aja ayok" ajak Devan, yang diangguki Semangat oleh Kiya.
"Oi!! Bocil! Game mulu!" Kesal Faran, gimana ga kesal coba, Devan memainkan Gamenya dari pagi pagi buta. gila gak tuh, gak capek tu mata.
Yang nambah keselnya lagi, Mamanya mengomel ama dirinya. "Game!! game!! Game!! Dari pagi sampai malam Game mulu!! besok mama buang ya game kamu itu!!" Lahh yang main siapa, yang diomelin siapa. Rese'!!
"telus Kita main apa dung?" Tanya Araa kepada Devan.
Devan tampak memikir, "Kita main Bola kaki aja" Tawar Devan.
Faran Melongo tak percaya, Biar dikata Devan itu lebih tua dari Araa, tapi sama saja otaknya ga bisa pakai. Kek otak lu bisa aja.
"Araa Cewek! Masa di ajak main Bola" Faran mengetuk Kepala Devan. Membuat bocah itu melihat tak suka kearah Faran.
"Kak Aran kenapa sih?! Ganggu aja!" Kesal Devan.
"Tau! Alaa kan main nya sama Depan! bukan sama kak Aran!!" Nih satu, kenapa ngikut ngambekan juga.
"Faran, berhenti usilin mereka" Tegur Elen, yang baru saja selesai menjemur pakaian.
"Gak ngusilin mah, cuman... masa Devan ngajakin Araa main bola sepak, Kena bola nangis, yang repot siapa" cibir Faran membela dirinya.
"Ndak papa! Alaa pandai kok"
"Jangan main bola ya, Nanti Araa ketendang Bola" jelas Elen lembut.
"jadi Alaa sama depan main apa dung, mama elen?" tanya araa polos.
Elen menoleh kearah Faran, yang tengah duduk sambil memainkan Ponselnya.
"Ran, kamu ngapain?"
"Ngga ngapa ngapain" Jelas Faran masih santuy dengan Ponselnya.
"Ajakin adek kamu main gih" Suruh elen.
Faran yang ingin menolak, kemudian tidak jadi. Mendengar tawaran yang keluar dari mulut elen.
"Temani mereka main, Atau Kartu ATM kamu mama sita?"
Ya aran lebih memilih nemani dua bocil itu main lah!! Ya kali kartunya di sita.
Mau ditarok dimana Muka Faran, di depan Cewek, pacar, selingkuhan, simpanan, Fansnya nanti. kalau tau, Jika Faran tidak memiliki Kartu ATM, Rusak sudah citra diri Seorang Faran.
Faran menoleh ke dua Bocil itu, memperlihatkan mereka tersenyum Senang.
