001. Tetangga Baru

150K 7.9K 574
                                    

Di karenakan ini hari rabu jadi Holi update, semoga bisa sampai selesai dan gak hiatus di tengah jalan yaa😂

Absen dulu

Hadir? ➡️

"Ketetapan perihal jodoh itu sudah diatur sang maha kuasa, mau saya melamar kamu hari ini, tapi jika memang kamu bukan jodoh saya, Allah pasti akan memberi petunjuk."
-Husain Hibaturrahmam-

Note: Tinggalkan jejak dengan cara Vote dan komentar, itu buat holi semangat update tiap hari hehe

🍂HAPPY READING🍂

****

"Kenapa lo mau di jodohin sama gue?" Tanya Qilla.

"Udah dong, jangan nanya-nanya terus sama temen abang, dia baru pulang loh dari london," ujar Iqbal.

"Gapapa, bal, biar saya luruskan." Husain tersenyum tipis.

Husain memang dijodohkan dengan Shaqilla lewat iqbal. Ya, iqbal yang mengenalkan Shaqilla pada Husain lewat foto sesaat iqbal menyusul Husain ke London, tempat Husain menuntut ilmu duniawi.

Husain memang lulusan pesantren, tapi ia juga lulusan University of the Arts London, bahkan saat ini ia bekerja sebagai arsitek disebuah perusahaan besar dan ternama di indonesia, di usia dua puluh lima tahun Husian telah meraih ke suksesan, terkecuali perihal perempuan.

Itu sebabnya Iqbal mengenalkannya pada Shaqilla, adik perempuannya itu.

"Jadi, gimana? Lo kok diem aja, sih? Mendadak bisu?" Tanya Shaqilla bertubi-tubi.

"Astahfirullah, jaga ucapannya shaqilla!" Ujar iqbal dengan nada bicaranya yang sedikit naik.

Shaqilla menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia juga sedikit keheranan mengapa iqbal tiba-tiba berprilaku aneh, ia juga sering mengucapkan kalimat istigfhar, seolah-olah apa yang dilakukan Shaqilla adalah kesalahan.

"Ketetapan perihal jodoh itu sudah diatur sang maha kuasa, mau saya melamar kamu hari ini, jika kamu bukan jodoh saya, Allah pasti akan memberi petunjuk." Husain menjelaskan.

Shaqilla bertepuk tangan. "Bagus, berati lo nggak jadi ngelamar gue, kan?"

"Saya akan tetap melamar kamu, hati saya yakin jika kamu memang takdir saya," ujar Husain.

Shaqilla tertawa.

Bahkan, shaqila tertawa dengan keras, membuat Iqbal menatapnya dengan tajam, berharap adik perempuanya ini menghentikan tawaannya.

Shaqilla akhirnya menghentikan tawanya. "Tapi, saya udah punya crush!"

"Apa itu keras? Benda, kah?" Tanya Husain.

Shaqila menepuk jidatnya. "Tuhkan, lo itu kampungan, gue nggak bisa nikah sama lo, mendingan sekarang lo pulang deh!"

"Bal, apa itu keras?" Tanya husain pada Iqbal.

"Gebetan," kata Iqbal.

"Gebetan itu apa?" Tanya Husain lagi.

"Nih gue kasih tau ya, gebetan itu calon pacar! Dan lo harus tau gebetan gue itu lebih ganteng dari lo, lebih lakik dan yang pasti bukan makhluk astral kayak lo, dia gak kampungan!" Ucap Shaqilla dengan ketusnya.

Husain menelan salivanya, sepertinya ia kedepannya harus lebih ekstrasabar menghadapi calon istrinya ini.

Iqbal menepuk pundak Husain. "Masih yakin mau nikahin adek saya, Cen?"

Hushaqilla (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang