35. Insyallah Bahagia

30.6K 1.8K 778
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Absen dulu? ➡️

Baca sambil ngapain? ➡️️

Novel HUSHAQILLA

Open PO mulai
07 September 2023
di penerbit Grassmedia

Jadi, mulai sekarang pada
Nabung, yaa?? Makasii💛

Jadi, mulai sekarang padaNabung, yaa?? Makasii💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****

Iqbal berlari menyusuri lorong-lorong rumah sakit, ia lari dengan sangat cepat, bahkan ia tidak memperdulikan orang-orang yang melihatnya dengan tatapan kebingungannya.

"Bang, tungguin saya," Teriak Bargas yang berlari dibelakang iqbal.

Ya, Bargas mengikuti langkah kaki Iqbal, dengan tanggan yang mengganggm pergelangan tangan Dini.

Hingga mereka bertiga berdiri tepat di depan ruang rawatnya Qilla, Iqbal yang masih mengontrol nafasnya ia bertanya pada Dokter yang kebetulan baru keluar dari ruang rawatnya Qilla.

"Saya Iqbal, abangnya pasien yang bernama Qilla, gimana keadaan adek saya dok?" Tanya Iqbal.

Dokter tersebut tersenyum. "Adek ada baik-baik saja, bahkan janinnya sangat kuat, walaupun emang harus lebih di jaga. Hanya terjadi Pendarahan di kepalanya, tapi tidak seserius itu, untuk saat ini adek anda baik-baik saja, sebentar lagi juga siuman."

"Terimakasih, Dok," Ujar Iqbal.

"Sama-sama, kalau gitu saya permisi dulu, ya?" Pamit Dokter tersebut.

Iqbal yang terlihat sangat khawatir akan kondisi Qilla, ia akhirnya bisa bernafas lega, karena kondisi Qilla tidak seburuk apa yang ada dikepalanya.

"Gimana keadannya, Qilla? Qilla gapapa, kan?" Tanya Husain yang baru saja menghampiri mereka.

Husain di dorong oleh Adis. Ya, Adis memang di minta Husain untuk membantunya mendorong kursi roda yang ia taiki, karena Husain mendengar dari Bargas kalau Qilla kecelakaan.

Iqbal melirik Husain. "Kamu yang kenapa-napa Husain, kenapa kamu nggak bilang sama saya kalau punya penyakit Ginjal?"

Husain diam.

Husain paham, Bargas mungkin telah memberi tahu Iqbal.

"Sorry, Cen, gue ngasih tahu Iqbal, kayaknya Iqbal emang harus tahu masalah ini," Ujar Bargas meminta maaf.

"Maaf bal, saya tidak jujur dari awal, saya cuma nggak mau banyak yang khawatir akan kondisi saya, termasuk Qilla." Husain menundukan pandangannya. "Tapi, saya nggak tahu Kejadiannya malah menjadi seperti ini, saya ngaku saya salah, apalagi gara-gara penyakit saya Qilla kecelakaan, saya salah saya minta maaf."

Hushaqilla (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang