14. Pulang

53.5K 3.1K 791
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Absen Hadir disini ➡️

Baca sambil ngapain? ➡️

Tahu cerita ini dari mana? ➡️

Vote sebelum baca, tinggalin jejak dengan komentar yaa:)

700 vote + 1k komentar
untuk double up!

-HAPPY READING-

****

"Jangan pergi ke tempat-tempat yang nggak baik, mendingan saya anterin kamu berangkat kuliah, ya?"

"Apa yang menurut lo nggak baik, belum tentu nggak baik buat gue! Gue tetep mau pergi! Lagian Gue udah bolos kuliah, nggak ada kelas juga!" Jelas Qilla, ia memalingkan wajahnya kesal dengan Husain yang melarangnya melakukan hal yang ia sukai.

"Kalau kamu pergi, saya bakalan ngasih anak buat kamu."

Qilla membulatkan matanya, ia bimbang mengapa Husain bisa mengatakan hal seperti ini padanya dengan suara yang jelas, membuat bulu-bulu tanganya merinding.

"Ayo pulang." Ajak Qilla, ia berdiri dari tempat duduknya.

"Kamu setuju saya kasih anak buat kamu?" Husain tersenyum jahil. "Saya mau punya anak satu lusin, iqbal juga udah setuju mau punya ponakan satu lusin."

"Lo kira gue kucing? Hah?!" Ujar Qilla dengan nada yang tinggi. "Lagian kenapa lo nggak nikah sama abang gue, yang setuju kan abang gue, bukan gue!"

"Abang kamu kan laki Qilla!"

"Kalau abang gue cewek lo mau nikahin dia? Sumpah, nggak ada harga dirinya banget lo nikahin gue terus nikahin abang gue juga!" Cerocos Qilla.

"Saya nggak bilang mau nikahin abang kamu Qilla, sekalipun abang kamu cewek."

"Ya, kata-kata lo sama aja! Seakan lo mau nikahin abang gue!"

"Kamu cemburu?"

"Dih?" Qilla mengangkat alisnya sebelah. "Lo deket Sama cewek aja gue nggak cemburu, apalagi sama cowok!"

"Jadi saya boleh poligami?" Tiba-tiba Husain mengajukan pertanyaan seperti itu.

"Bodo amat!"

"Beneran boleh?" Tanya Husain lagi sembari tersenyum lebar.

"Kalau lo mau nikah lagi, lo harus cerain gue dulu!" Ujar Qilla.

"Berati kalau saya nggak ada niatan buat poligami, kita akan terus sama-sama, ya? Kamu bakalan belajar sayang sama saya?"

"Sampai lo nyatu sama tanah pun, gue nggak akan pernah sayang sama lo!"

"Jadi, kapan kamu sayang sama saya?"

"Nggak akan pernah, Gak usah kepedaan gue bakalan sayang sama lo!" Ketus Qilla.

"Gapapa kamu nggak sayang sama saya, tapi kamu harus sayang ya sama anak-anak kita nanti?"

"Gue nggak mau punya anak dari lo! Awas aja lo kalau naro kecebong di rahim gue!"

"Kalau nanti kamu yang minta gimana?"

"Nggak usah berharap berlebihan, gue aja gak sayang sama lo! Mana mungkin gue tiba-tiba mau anak dari lo, lo pikir gue nggak waras?"

Husain menghiraukan kata demi kata yang keluar dari mulut istrinya, ia selalu percaya dan meyakini, jika suatu saat nanti Qilla akan melihat ke arahnya walau sekilas, walaupun itu saat kematiannya.

Hushaqilla (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang