15. Perihal waktu

48.9K 3.1K 1.4K
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Absen Hadir disini ➡️

Vote sebelum baca, tinggalin jejak dengan komentar yaa:)

700 vote + 1k komentar
untuk double up!

-HAPPY READING-

****

"Kamu dapet chat dari siapa senyum-senyum gitu?" Tanya Qilla saat melihat suaminya senyum-senyum sendiri.

Husain memperlihatkan isi ponselnya. "Liat temen kamu chat aku, dia nyemangetin aku pakai kartun spogebop lucu banget."

Qilla yang tengah memakan roti, ia menghentikan aktifitasnya setelah melihat isi ponsel Husain, bagaimana mungkin Husain semudah itu chattingan dengan perempuan lain di depan Qilla?

Apakah Husain lupa jika telah memiliki istri, pikir Qilla sangat kesal melihat tingkah suaminya.

Lantas apakah Qilla cemburu?

"Kenapa lo bales pesan dari adis?" Tanya Qilla dengan wajahnya yang cemberut.

"Dia kan temen kamu, tadinya sih nanyain kamu, terus malah nyemangetin aku waktu dia tau kasus aku yang seliweran di sosmed," ujar Husain dengan jujurnya.

Qilla semakin emosi.

Qilla bahkan berdiri dari tempat duduknya, ia masuk ke dalam kamar.

Husain mengerutkan kedua alisnya, ia menjadi kebingungan melihat tingkah Qilla, ia pun akhirnya ikut masuk ke dalam kamar.

"Qil, kamu mau kemana?" Tanya Husain sesaat melihat Qilla tengah membereskan pakaiannya.

"Gue mau pindah kamar!" Ujar Qilla dengan ketusnya. "Lo nggak usah larang-larang gue!"

Husain diam.

Namun, saat Qilla mau melangkah ia tersandung kakinya sendiri, hingga menyebabkan dirinya terjatuh ke lantai.

Husain tertawa, tetapi dengan singgap membantu Qilla, ia mengulurkan tangannya, namun dengan kasar Qilla menepis tangan Husain.

"Bukannya tahan gue, lo malah diem aja, mana ngetawain gue jatoh, dasar suami durhaka!" Umpat Qilla.

Ya, Husain memang tidak bisa menahan tawanya, karena posisi Qilla jatuh itu terlalu lucu, apalagi dengan melihat wajah Qilla yang sedang cemberut menggemaskan seperti itu.

"Maafin saya ya, Qilla."

Husain tersenyum, membantu Qilla untuk duduk di pinggiran kasur.

"Kenapa lo save nomer adis?" Tanya Qilla, lagi-lagi ia membahas itu lagi.

Husain terkekeh pelan, ia tahu jika Qilla sedang cemburu, tetapi ia berusaha untuk pura-pura tidak tahu dan menjawab dengan apa yang keluar dari mulutnya dengan jawaban yang jujur.

"Saya nggak save nomer adis, kamu lihat aja kontak cewek saya di whattsapp cuma nama kamu aja, yang lainnga nggak saya save." Kata Husain menjelaskan, ia juga menunjukan nomer ponsel adis yang tak ia simpan tersebut.

Ya, Husain memang menghapus semua kontak perempuan di ponselnya, ia juga meminta pada teman kantor perempuan bahkan sodara perempuannya jika ingin menghubunginya lewat pesan singkat, harap menggunakan nama karena ia hanya menyimpan nomer istrinya.

Qilla diam.

Apakah Husain sesayang itu padanya?

Qilla terus bertengkar dengan isi kepalanya, apakah Husain benar-benar tulus padanya?

Hushaqilla (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang