Ini tentang Shaqilla Khanza, Gadis sembilan belas tahun yang awalnya sangat bahagia ketika mendengar akan dijodohkan dengan sahabat Iqbal, abangnya.
Namun, sial.
Ternyata yang akan di jodohkan dengannya adalah, laki-laki aneh yang tidak tahu menah...
Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk.holipehh28
Absen dulu? ➡️
Baca sambil ngapain? ➡️️
Holi mau ngingetin kalau HUSHAQILLA Bakalan terbit September di penerbit Grassmedia
Jadi, mulai sekarang pada Nabung, yaa?? Makasii💛
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🐣 HAPPY READING 🐣
****
"Jadi, lo kenapa nyuruh Qilla, dateng ke rumah sakit, siapa yang sakit?" Tanya Adis.
Adis dan Dini memang menemui Bargas di rumah sakit yang Bargas berikan alamatnya pada Dini. Tadinya, mereka berdua tidak akan pergi, tetapi takut terjadi apa-apa yang melibatkan Qilla, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pergi menemui Bargas.
Bargas menarik napas panjangnya, ia sebenernya ingin memberi tahu Qilla bagaimana keadaan Husain saat ini, tetapi ia tidak menyangka jika Qilla tidak datang.
"Emang kenapa Qilla engga nemuin gue?" Bargas malah bertanya balik.
"Adis nanya, lo jawab dulu, Gas!" Ujar Dini.
Bargas melipat kedua tangannya di dada. "Gue ngga bisa ngasih tahu siapapun, kecuali Qilla."
"Ya, tapi Qilla temen gue, gue juga berhak tau!" Ketus Adis. "Lo harus ngasih tahu kita, apapun yang berhubungan dengan sahabat kita!"
Bargas diam.
"Gas.." Panggil Dini. "Kenapa sama Qilla?"
Bargas menarik napas panjangnya. "Sorry, tapi gue bener-bener nggak bisa ngasih tahu lo berdua."
"Kalau lo nggak mau ngasih tahu gue, jangan berharap gue ijinin lo nemuin Qilla, karena kesehatan mental Qilla itu lebih penting!" Ujar Adis mengancam Bargas.
Bargas diam.
Ya, Bargas tetap pada pendiriannya jika ia tidak akan memberi tahu siapapun mengenai keadan Husain, terkecuali Qilla.
Bargas hanya ingin Qilla mendengarnya langsung dari dirinya, bukan orang lain, setidaknya kalau Bargas yang bilang, Bargas siap siaga jikalau terjadi apa-apa dengan Qilla saat Qilla mendengar akan hal itu.
Tiba-tiba seorang dokter laki-laki beserta perawat keluar dari ruangannya Husain, mereka menghampiri Bargas.
"Mas Bargas, kondisi Husain semakin parah, kayaknya nggak ada jalan lain selain operasi, namun Donor Ginjal lagi kosong di rumah sakit, saya hubungi rumah sakit lainpun sama-sama kosong." Ujar Dokter tersebut.