Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28
Absen dulu? ➡️
Baca sambil ngapain? ➡️️
Lebih suka kopi/Teh?
Kalian tau nggak, dengan kalian vote dan komentar itu bikin Holi semangat buat lanjutin cerita ini:)
1k + 1k komentar
untuk double up! Bisa?🐣 HAPPY READING 🐣
*****
"Sebelum pulang, gue mau ke butik, temenin, ya, ya, ya?" Qilla merengek pada Husain.Ya, hari ini memang Qilla sudah boleh dipulangkan, karena keadaannya sudah jauh lebih baik.
Mereka pulang berdua, karena Iqbal ijin tidak ikut mengantarkan Qilla pulang, Iqbal bilangnya ia akan menyusul.
"Emang mau beli apa, sih?" Tanya Husain, ia mencubit hidung nya Qilla.
"Pokonya anterin, iya, gak?"
Husain mengangguk. "Iya, nanti saya anterin."
"Makasih suamii," Qilla memeluk Husain yang tengah menjalankan mobilnya.
Husain terkekeh pelan. "Mau ke butik yang dimana?"
"Butik yang nyediain pakaian tertutup."
Husain membukatkan matanya sembari mempertahatikan Qilla, ia bahkan mengehentikan mobilnya.
"Saya nggak salah dengar?" Tanya Husain, seakan tak percaya dengan ucapan Qilla.
Qilla menutup kedua wajahnya, sungguh ia tersipu malu, karena terus di tatap oleh Husain.
"Kamu, mau hijrah?" Tanya Husain lagi. Ya, ia memastikan apa yang ia di dengarnya.
Qilla mengangguk. "Gue mau jadi istri yang baik buat lo, jadi ibu yang baik buat anak-anak gue, tapi mungkin gak secepat itu, gue mau mulai dari berpakaian tertutup."
"MasyaAllah." Husain menatap Qilla dengan penuh kebanggan, ia tidak menyangka Qilla dapat berpikiran seperti itu, ia sangat bersyukur terlebih dengan Qilla yang saat ini mau mencoba untuk menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.
"Cepetan jalananin mobilnya," Ujar Qilla.
Husain tersenyum. "Siap, istri."
Husain kembali menjalankan mobilnya, tidak terlalu cepat, ia tidak akan membiarkan moment ini berakhir dengan cepat. Ya, senyum Husain semakin mengembang, ketika membayangkan istrinya memakai pakaian tertutup, sungguh ia lebih dari kata bahagia, akhirnya Qilla mau merubah dirinya sendiri, tanpa harus Husain yang memaksakannya.
Lagi pula yang bisa merubah sikap sesorang adalah dirinya sendiri. Jadi, Husain hanya mengingatkan tanpa memaksa Qilla menjadi seperti apa yang ia mau.
"Cen, lo pernah suka sama seseorang, gak? Maksudnya sebelum kenal sama gue?" Tanya Qilla, entah mengapa Qilla tiba-tiba bertanya akan hal itu.
Husain diam.
Husain bahkan tidak menjawab, ia malah mengalihkan pembicaraan. "Keadan mama kamu gimana? saya denger dari Iqbal, mama kamu juga sempet drop, ya?"
"Kok lo ngalihin pembicaraan sih?" Qilla mengerutkan bibirnya kesal dengan Husain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hushaqilla (Selesai)
Teen FictionIni tentang Shaqilla Khanza, Gadis sembilan belas tahun yang awalnya sangat bahagia ketika mendengar akan dijodohkan dengan sahabat Iqbal, abangnya. Namun, sial. Ternyata yang akan di jodohkan dengannya adalah, laki-laki aneh yang tidak tahu menah...