11. Dibalik yang terjadi?

57.7K 3.6K 621
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Absen Hadir disini ➡️

Ada yang masih niat dan mau baca cerita ini nggak, sih? ➡️

Vote sebelum baca, tinggalin jejak dengan komentar yaa:)

700 vote + 1k komentar
untuk double up!

-HAPPY READING-

****

"Qilla, saya anterin kamu kuliah, ya?" Tanya Husain ketika Qilla keluar dari kamarnya.

Ya, Qilla memang sudah siap mau berangkat kuliah, sudah dua hari Qilla tidak masuk kuliah, karena masih terpuruk akibat kepergian Rafto.

Qilla menatap Husain masih dengan penuh emosi, tetapi kali ini hanya sekilas, ia tidak menjawab pertanyaan Husain, ia malah melangkah menjauh darinya.

Husain mengejar Qilla, ia memegang tangan Qilla. "Yaudah gapapa, kalau kamu gamau aku anterin. Tapi, kamu makan dulu, ya?"

Dengan kasar Qilla menepis tangan Husain. "Bisa nggak sih, lo gak usah so baik sama gue? Lo itu udah bunuh pacar gue!"

"Dengan apa lagi saya harus ngeyakinin kamu Qilla, kalau bukan saya yang bunuh pacar kamu. Please, dengerin saya dulu, saya mau jelasin semuanya sama kamu."

"Gue nggak butuh penjelasan lo!" Qilla tersenyum sinis. "Tapi, kalau lo bener-bener mau jelasin, sono jelasin di kantor polisi!"

Husain diam.

"Diem kan, lo?" Qilla tertawa sinis. "Gue nggak yakin lo berani berurusan dengan polisi, karena lo pembunuhnya! Seneng kan lo, nggak di laporin sama kakeknya Rafto? Gak diusut kematian Rafto!"

"Oke, aku akan jelasin ke polisi." Ucap Husain dengan penuh keyakinan, karena memang bukan dia pembunuhnya.

"Yaudah, bukitiin kalau bukan lo yang bunuh Rafto!"

"Buka hati kamu buat saya." tiba-tiba Husain mengatakan hal seperti itu

Membuat Qilla menaikan satu alisnya bingung. "Maksud lo?"

"Kalau saya nggak kebukti bersalah, saya mau kamu buka hati kamu buat saya." Husain menjelaskan.

Qilla nampak berfikir sejenak, ia melihat Husain sekilas seraya menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Oke!" Kata Qilla sembari melangkahkan kakinya keluar dari rumah.

Husain tersenyum mendengar jawaban Qilla, bahkan ia membiarkan Qilla keluar rumah, tanpa menahannya lagi. Ya, Husain menatap Qilla dari belakang.

Husain tidak berekspektasi tinggi mengenai hal ini, tetapi ia percaya jika hati dan pikiran Qilla lama-lama akan luntur dan mencair, walaupun tidak dalam waktu dekat, tetapi mungkin nanti.

"Kenapa balik lagi?" Tanya Husain sesaat melihat Qilla kembali masuk ke rumah.

Qilla memanyunkan bibirnya, ia menunjukan isi pesan dari mamanya pada Husain.

"Mama nyuruh gue ke pasar, katanya mama sama papa mau makan malam disini, mama mau gue yang masak bukan hasil dari beli." Qilla menjelaskan.

"Yaudah biar saya aja yang ke pasar, saya aja yang masak, kamu berangkat kuliah aja Qilla." Ujar Husain.

"Masalahnya dosen gue gak masuk hari ini, jadi kelas di liburkan."

Husain tersenyum. "Kalau gitu ayo kita ke pasar."

Hushaqilla (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang