08. Sebenarnya ada apa?

59.7K 3.9K 974
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Absen Hadir disini ➡️

Umur kalian berapa? ➡️

Note: kalau yang lupa alur, baca dulu bab sebelumnya yaa, biar langsung konek hhee

Vote sebelum baca, tinggalin jejak dengan komentar yaa:)

-HAPPYREADING-

****

"Aku kangen sama kamu, kamu kemana aja Raf?" Tanya Qilla, sembari memeluk Rafto dengan erat, sungguh ia sangat merindukan kekasihnya itu.

Ya, Qilla menemui Rafto di Caffe yang sudah dijanjikan oleh Rafto. Namun, belum beberapa menit Rafto sudah melepaskan pelukannya.

"Kenapa kamu ngelepas pelukan aku, Raf?" Tanya  Qilla, sembari menatap wajah Rafto yang sangat ia rindukan.

"Kamu bukan lagi miliku, kamu udah jadi istri laki-laki lain," Kata Rafto.

Mendengar kata-kata yang berhasil lolos dari mulutnya Rafto, Tiba-tiba Qilla menangis.

Qilla menggenggam tangan Rafto. "Tapi, aku sayangnya sama kamu, Raf. Aku cuma mau peluk kamu, aku kangen kamu."

"Aku tau, tapi kita bukan lagi satu! Kamu udah punya suami, Qil!" Rafto melepaskan genggaman tangan Qilla.

"Kalau kamu bantuin aku mengagalkan pernikahan itu, aku pasti nggak jadi nikah sama Husain, aku pasti tetap jadi milik kamu!"

Rafto diam, ia membiarkan Qilla terus mengeluarkan suaranya.

"Kenapa kamu nggak hamilin aku aja sih, Raf?" Qilla menyeka air matanya, ia menatap mata Rafto, berharap Rafto bisa mengerti akan perasaannya.

"Qil aku sayang sama kamu, aku mau kamu nikah sama aku, jujur aku nggak pernah ikhlas kamu nikah sama laki-laki lain." Rafto menarik nafas panjangnya. "tapi nggak dengan merusak kamu!"

"Itu nggak ngerusak aku, Raf! Aku seneng kalaupun kamu beneran nanam benih diperut aku,  lagian itu aku yang mau kan, Raf!"

Rafto terkekeh. "Qil, aku memang anak Nakal, tapi otak akau nggak sekotor itu, aku menghargai kamu, aku menghargai perempuan!" Rafto meneteskan air matanya. "Karena, Almarhum bunda aku itu perempuan."

"Maaf." Qilla menundukan pandangannya.

Qilla tidak menyangka jika Rafto adalah sosok yang paling menghargai seorang perempuan, mungkin beberapa orang tidak akan menyangka jika melihat Rafto dari penampilan luarnya.

"Kamu bahagia menikah sama laki-laki pilihan keluarga kamu, Qil?" Tanya Rafto.

Tentu saja Qilla menggelengkan kepalanya, seharusnya tanpa ia menjelaskan Rafto mengerti jika hatinya terluka, karena bukan Husain yang inginkan untuk menjadi suaminya.

"Bahagia aku cuma sama kamu, Raf! Harusnya kamu ngerti seberat apa aku tanpa kamu, menjalani pernikahan yang bukan impian aku!"

"Jadi, Kamu masih sayang sama aku?" Tanya Rafto.

Qilla menganggu kan kepalanya, tantu saja rasa itu tidak mudah hilang, apalagi jika ia melihat kebelakang, seberapa berjuangnya Qilla untuk mendapatkan hati seorang Rafto, sampai ia harus melibatkan Bargas, menjalin hubungan dengan Bargas, hanya untuk bisa dekat dengan Rafto, abangnya Bargas.

Hushaqilla (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang