21. Tak mungkin sanggup

50.3K 3.1K 1.3K
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Absen dulu? ➡️

Kalian dari kota mana? ➡️

Hewan kesukaan kalian apa? ➡️

Kalian tau nggak, dengan kalian vote dan komentar itu bikin Holi semangat buat lanjutin cerita ini:)

1k + 1,5k komentar
untuk double up!

-HAPPY READING-

****

"Gamau peluk saya balik, hmm? Nanti kalau saya ilang, kamu ngga bisa peluk saya lagi, nanti kamu nangis, nanti kamu nyesel, nanti kamu--"

Qilla melepaskan pelukan Husain. "Lo mau ninggalin gue?"

Husain kembali mengembangkan senyumnya, ia memegang kedua pipi Qilla yang entah sejak kapan mulai terlihat tembem.

"Cantiknya saya, ngga mungkin saya tinggalin." Husain menarik tangan Qilla, membawanya kembali dalam dekapan tangannya.

Kebahagian Husain adalah saat bersama Qilla, jadi bagaimana mungkin Husain sesanggup itu meninggalkan semuanya yang sudah tersusun rapih?

Husain menyadarinya jika Qilla saat ini sudah mulai membuka seluruh hatinya untuk Husain.

Tapi, apakah Husain benar-benar mencintai Qilla?

Sebenarnya apa alasan Husain menikahi Qilla?

Padahal sejak awal pernikahannya ia sudah mengetahui bahaya yang akan ia dapatkan jika berhubungan dengan keluarganya Qilla.

Qilla melepaskan pelukannya Husain lagi. "Oh iya, Lo gapapa di kantor polisi? Lo ngga dipenjara, kan?"

"Kalau saya di penjara, saya ngga mungkin disini sama istri saya." Husain tersenyum tipis dengan sorot mata yang tak pernah lepas dari seorang Qilla.

"Terus, Lo bilang apa aja ke polisi, Cen?" Tanya Qilla.

"Tadinya saya mau bilang kalau istri saya cantik tapi gak pandai masak, bisanya marah-marah tapi selalu bikin saya gak berhenti bersyukur karena jadi suaminya, terus---"

"Husaiinnnnnnn!" Teriak Qilla geram. "Gue ngga lagi becanda iii."

"Kan, saya bilang tadinya, tapi ngga jadi, saya takutnya polisinya jadi suka sama kamu, nanti saya repot sendiri."

"Cen, lo bisa berhenti gombalin gue, ngga? Lo pikir gue terharu gitu? Engga!"

"Lah, emang saya bilang kamu terharu? Apa kamu jangan-jangan emang beneran terharu sama saya?" Husain tersenyum lebar sembari mengedip-ngedipkan matanya.

Qilla menutup wajahnya. "Lo beneran mau bikin gue darah tinggi ya, Cen?"

Husain memegang tangan Qilla, ia menurunkan tangannya yang menutupi mata indahnya, seraya menggenggamnya.

"Saya seneng kalau kamu terharu sama saya," kata Husain dengan senyumannya yang semakin melebar.

Tanpa disadari Qilla tersenyum walaupun sangat tipis tapi Husain melihatnya.

"GUE NGGA TERHARU! JANGAN KEPEDEAN LO MANUSIA ASTRAL!" Teriak Qilla.

"Ngga cape teriak-teriak mulu? Mau beli es krim? Mau beli apa? Hmm? Tanya Husain.

Hushaqilla (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang