17. Pantai

52K 3.1K 1.1K
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. @holipehh28

Malam minggu kemana?➡️

Tim rebahan? ➡️

Kalian tau nggak, dengan kalian vote dan komentar itu bikin Holi semangat buat lanjutin cerita ini:)

700 vote + 1k komentar

untuk double up!

-HAPPY READING-

****

"Kamu mau eskrim rasa apa?" Tanya Husain sesaat mereka sudah sampai di depan kedai eskrim.

Kedai itu berwarna pink, warna kesukaan Qilla dan kebetulan kedai ini kedai yang tak pernah absen Qilla kunjungi bersama Rafto.

"Biasanya Rafto suka beliin gue rasa matchaberry."

"Kamu suka kesini sama Almarhum Rafto?"

Qilla menatap Husain dengan tajam. "Gue nggak suka ya panggil pacar gue dengan sebutan Almarhum, walaupun dia udah gaada di dunia, tapi bagi gue dia selalu ada di hati gue."

"Maaf," kata Husain. "Tapi, itu sebagai--"

"Ya, gue tau dia udah meninggal, tapi bisa nggak usah lo perjalas nggak sih, cen?" Tanya Qilla dengan menggebu-gebu.

"Iya, maaf, nggak gitu lagi." Tenju saja Husain tidak salah, ia terlalu takut jika hanya karena hal ini Qilla marah padanya.

Qilla menarik tangan Husain membawanya ke dalam kedai es krim tersebut.

"Mau nyoba rasa lain, nggak?" Tanya Husain, sesaat mereka sudah berada di depan tempat pemesanan Eskrim.

"Itu sama aja kayak lo nanya, mau nyoba berhentiin rasa sayang gue ke Rafto, kan?" Entah apa yang ada dipikiran Qilla, sehingga Qilla mengatakan hal itu. "Dengan nyoba sayang sama lo?"

"Saya nanya mau eskrim apa Qilla, bukan perasaan kamu sama Rafto," kata Husain. "Siapa tau kamu bosen sama rasa yang selalu kamu pilih."

"Gue nggak akan pernah bosen ya, sayang sama Rafto!" Teriak Qilla.

Ya, teriakan Qilla membuat mba-mba yang sedang melayaninya tertawa pelan, karena melihat pertikaan mereka. Tapi, untung saja kedainya tengah sepi, sehingga hanya mereka pelanggan yang datang saat ini.

"Matchaberry satu mba, suami saya kasih air putih aja, dia nggak doyan eskrim!" Kata Qilla pada mba kasir tersebut.

Setelah memesan Qilla lebih dulu duduk, meninggalkan Husain yang tengah membayar es krim pesanannya.

Tak lama Husain menghampirinya. "Kamu marah?" Tanya Husain dengan wajahnya yang tersenyum. "Jangan marah, kalau cemberut gitu, saya cium kamu, nih."

Tentu saja Qilla membulatkan matanya. "Mesum lo!"

Entah mengapa, saat Qilla marah Husain tidak pernah ikut memarahinya balik, ia justru malah tersenyum dan menggoda Qilla agar tidak marah lagi padanya.

"Eh, itu bukannya Husain yang lagi viral di media sosial, ya?" Tanya seseorang yang baru datang pada teman disebelahnya.

Ya, tiba-tiba ada beberapa custemer yang datang ke dalam kedai es krim, mereka bisik-bisik mengenai Husain, tetapi tetap saja bisikan itu terlalu besar sehingga terdengar oleh Husain dan juga Qilla.

Qilla menggenggam tangan Husain. "Jangan di dengerin, Cen."

Husain tersenyum tipis, ia paham Qilla tengah menguatkan hatinya, walaupun gadis itu pasti nantinya mengelak lagi.

Hushaqilla (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang