Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28
Absen dulu? ➡️
Baca sambil ngapain? ➡️️
Kalian tau nggak, dengan kalian vote dan komentar itu bikin Holi semangat buat lanjutin cerita ini:)
1k + 1k komentar
untuk double up! Bisa?-HAPPY READING-
****
"Guys, kok tiba-tiba perut gue sakit, ya?" Tanya Qilla pada kedua temennya Adis dan Dini, sembari memegang perutnya yang kesakitan.
"Gue telpon dokter pribadi gue aja ya suruh kesini?" Usul Adis, karena memang Qilla dan Dini masih berada di rumahnya Adis, Qilla bersih keras tidak mau pulang sebelum Husain menjemputnya.
"Kenapa nanya? Langsung telpon aja kali, Dis." Kata Dini sedikit kesal dengan Adis yang harusnya langsung mengambil tindakan.
"Tapi, gue mau cari husain," ujar Qilla tetap pada pendiriannya, karena awalnya Qilla memang berniat mencari keberadaan Husain, namun tiba-tiba perutnya kesiakitian.
Dini menggelengkan kepalanya. "Adis lagi nelpon dokter biar periksa keadaan lo, sekarang lo malah mau cabut nyari suami lo, sehat nggak sih otak lo Qil?"
Qilla menundukan pandanngannya, sembari terus memegang perutnya yang kesakitan.
"Ta--tttpi gue mau Husain, gue mau dia disini, gue takut dia kenapa-napa, gue nggak mau ditinggalin Husain," ujar Qilla dengan sangat sadar, ia memang sangat membutuhkan Husain dalam segala hal.
"Dia masih read chat lo?" Tanya Dini.
Qilla menganggukan kepalanya, ia bahkan terus melihat ponselnya berharap Husain menjawab panggilan telponnya atau sekedar membalas pesannya.
"Apa handphonenya Husain ilang, ya?" Tanya Adis. "Mangkanya dia nggak ngabarin lo."
"Logikanya kalau HP nya Husain di curi nggak mungkin masih aktif bego!" Ujar Dini dengan kesalnya.
Adis menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Kan, gue cuma menduga-duga."
"Awsssss sakit.." Qilla terus memegangi perutnya sembari meringis kesakitan.
Melihat Qilla yang semakin kesakitan, akhirnya Dengan gerak cepat, Adis menghubungi dokter pribadinya. Sedangkan Dini terus mengelus pundak Qilla untuk menenangkannya, walaupun sama sekali tidak bisa menahan rasa kesakitan pada perut Qilla.
"Kalau nggak macet sepuluh menitan dokter gue nyampe, kebetulan dia mau ke arah sini," Ujar Adis. "Lo tahan dulu ya," Lanjutnya.
Qilla mengangguk pelan.
"Gue ke air bentar, ya?" Pamit Dini.
Tidak, sebenarnya Dini tidak pergi ke toilet, ia malah pergi ke halaman belakang rumahnya Adis, ia memainkan ponselnya dan sepertinta sedang menghubungi seseorang.
"Hallo Gas," Sapa Dini setelah telpon tersambung. Ya, Dini menghubungi Bargas, mantan kekasihnya Qilla.
"Kenapa emang?" Tanya Bargas tanpa memberi tahu dirinya sedang ada dimana.
"Lo bisa ke rumah Adis bentar?" Tanya Dini.
"Emang ada apaan?" Bargas malah bertanya balik.
"Udah mending lo sini dulu," Ujar Dini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hushaqilla (Selesai)
Teen FictionIni tentang Shaqilla Khanza, Gadis sembilan belas tahun yang awalnya sangat bahagia ketika mendengar akan dijodohkan dengan sahabat Iqbal, abangnya. Namun, sial. Ternyata yang akan di jodohkan dengannya adalah, laki-laki aneh yang tidak tahu menah...