19. Mulai tumbuh rasa?

52.6K 3.3K 1.1K
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Absen dulu? ➡️

Baca sambil ngapain? ➡️

Kalian tau nggak, dengan kalian vote dan komentar itu bikin Holi semangat buat lanjutin cerita ini:)

800 vote + 1k komentar
untuk double up!

-HAPPY READING-

****

Bargas duduk termenung di atas balkon kamarnya, sembari melihat rembulan yang tengah bercahaya padahal langit sudah terlihat gelap.

Jay menepuk pundak Bargas. "Lo yakin nyusun cara ini aman?"

Bargas mengangguk kecil. "Gue sayang sama Qilla."

"Lo nggak akan nyesel kalau Qilla nantinya jadi benci sama lo?" Tanya Jay.

Bargas diam, ia enggan menjawab pertanyaan terkahir yang di lontarkan oleh Jay.

Membuat jay menggengelengkan kepalanya dan mulai menghisap asap rokok yang berada ditangannya.

"Gue tau lo sayang sama Qilla, tapi engga begini juga caranya." Tutur Jay, ia berharap Bargas akan kebuka mata hatinya.

"Tapi, kalau gue nggak kayak gini, gue bakalan kehilangan Qilla, lo tahu sendiri gimana perjuangan gue biar bisa dapetin Qilla," ujar bargas dengan hembusan nafasnya yang kasar.

Jay menepuk pundak Bargas. "Tapi, lo tahukan siapa bapaknya Qilla?"

Tentu saja Bargas mengangguk, ia tahu bagaimana ganasnya papanya Qilla. Mungkin hanya sebagian orang yang tahu jika papanya Qilla adalah seorang mafia, penyeludup senjata api sekaligus narkoba.

Tetapi, bagaimana Jay dan Bargas bisa tahu mengenai papanga Qilla?

Bargas tidak sengaja mendengar pembicaraan antara almarhum kakaknya Rafto dengan papanya Qilla lewat ponsel. Dari situ Bargas memberi tahu Jay, karena Bargas percaya jika Jay dapat dipercaya.

"Gue cuma gamau lo keseret! Cukup Rafto yang jadi korban, cukup rafto yang ke bunuh!" Kata Jay.

Ya, Jay sudah mengetahui jika pembunuh Rafto adalah papanya Qilla, Bargas sendiri yang memberitahunya.

Lantas mengapa Bargas bisa tahu?

"Gue bisa nyelesaiinnya sendiri, gue yakin cara gue itu bisa ngatasin semua yang terjadi," ucap Bargas.

"Tapi, emang lo nggak punya dendam apa sama keluarganya Qilla? Papanya Qilla yang udah bunuh abang lo! Stop bucin, please bro!" Kata Jay.

Seharusnya dengan kejadian ini Bargas membuka matanya dengan lebar, jika keluarganya Qilla itu Toxic, tetapi Bargas malah masuk ke dalam lubang keluarganya Qilla yang semakin dalam.

Ya, Bargas bekerjasama dengan papanya Qilla, untuk menjebloskan Husain ke dalam penjara Dan seakan  Husain yang sudah membunuh Rafto.

"Gue tau mana yang terbaik buat gue, buat keluarga gue, dan buat perasaan gue." Bargas terus membela dirinya sendiri.

"Terus gimana kalau Qilla tahu? Lo nggak kebayang apa gimana reaksi Qilla kalau ternyata lo ikut campur dalam urusan kematian Rafto, hah?"

"Ya, gue nggak akan ngebiarin Qilla tahu semuanya!" Cetus Bargas.

Hushaqilla (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang