31. Akhir yang indah?

29.3K 2.1K 284
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Absen dulu? ➡️

Baca sambil ngapain? ➡️️

Makasiii yang masih
Nungguin Holi up, lima part lagi cerita
Ini akan segera tamat💛

Kalian tau nggak, dengan kalian vote dan komentar itu bikin Holi semangat buat lanjutin cerita ini:)

1k + 1k komentar
untuk double up! Bisa?

🐣 HAPPY READING 🐣

****

"Udah hampir tiga malem kamu ngga mau makan lho, Qil. Makan dulu, ya?" Iqbal berusaha membujuk Qilla untuk makan.

Adis yang duduk disebelah Qilla juga berusaha untuk menyemangati Qilla agar tetap menjalani hidupnya.

Adis memegang tangan Qilla. "Lo ngga sayang sama diri lo sendiri? lo ngga sayang sama bayi yang ada dalam perut lo?"

Qilla memejamkan matanya, ia membiarkan air matanya jatuh, tanpa memperdulikan omongan Iqbal maupun Adis.

Ya, bagi Qilla saat ini tidak ada satu orangpun yang mengerti akan perasaannya, kehilangan itu nyata, mereka cuma bisa nenangin tanpa memberi tahu gimana caranya agar sesuatu itu kembali padanya.

Qilla ingin Husain pulang, hanya itu yang memenuhi isi kepalanya.

"Qil, gue mau punya ponakan, lo harus sehat-sehat, jangan sakit-sakit," Kata Adis.

"Gue mau Husain balik." Qilla membuka matanya, sorot matanya terlihat sangat sayu.

"Abang sama temen-temen abang lagi nyari Husain, dia pasti pulang, tapi kamu nya juga jangan kayak gini, kesian bayi kamu ke siksa," Ujar Iqbal.

"Kapan pulangnya?" Tanya Qilla, ia menatap iqbal, berharap apa yang dikatakan iqbal sungguhan.

Iqbal tersenyum. "Secepatnya. Tapi, makan dulu, ya?"

Qilla menganggukan kepalanya, ia akhirnya mau memakan makanan yang telah disiapkan oleh iqbal. Ya, dengan disuapin Adis, Qilla mulai mengunyah bubur ayam tersebut.

"Dis, gue titip Qilla ya, gue mau ada perlu sama anak-anak Ghazan," Ujar Iqbal.

Adis mengangguk pelan. "Iya bang, hati-hati."

"Iya, btw makasih udah mau jagain Adek gue."

"Pastinya, Qilla kan sahabat gue juga."

Iqbal tersenyum, ia mengambil ponselnya yang tergeletak di meja, dan melangkah keluar dari kamarnya Qilla.

"Assalamu'alaikum," Pamit Iqbal, seraya menutup pintu kamarnya Iqbal.

****

Di belakang halaman rumahnya Qilla, iqbal berusaha untuk menghubingi Husain, namun Husain tidak juga menghubunhinya balik.

Iqbal mengepalkan tangannya sembari terus mencoba menahan emosinya, ia masih yakin ada hal yang disembunyikan oleh Husain, sehingga Husain tiba-tiba hilang tanpa memberi orang disekitarnya kabar.

Tiba-tiba terselip di pikirannya iqbal. "Apa Husain pulang ke kampung halamannya?"

Drttt!

Drttt!

Hushaqilla (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang