1.1 . Memory

707 27 8
                                    


Bug...bug...bug..

Seorang pria bertopi hitam tidak henti-hentinya memukul pria yang bahkan sudah tidak berkutik. Wajah tanpa expresi menujukan jika dirinya tidak memiliki belas kasihan sedikitpun. Kepalan tangannya terus saja melayangkan pukulan dengan ringan.

"Berhenti!", seru pria lain membuat pria yang sedari tadi melayangkan pukulannya terhenti lalu berdiri menatap datar pria yang tengah sekarat dibawahnya.

"Hei...", panggil pria yang tadi mengintrupsinya.

Tepat saat pria bertopi hitam itu menoleh, sebuah gulungan uang terlempar kearahnya.

"Kerja bagus, aku akan menghubungimu lagi nanti", ucapnya.

Tanpa kata pria bertopi itu melenggang menuju motor sport miliknya lalu pergi dengan kecepatan tinggi membelah jalanan malam yang sudah sepi.

Dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk pria itu sampai di apartmen kecil miliknya. Entah bisa disebut apartmen atau tempat pembuangan sampah, karena tidak hanya satu namun sampah plastik ataupun botol alkohol kosong berserakan dimana-mana.

Dengan langkah tenangnya, kedua kakinya membawa menuju kamar. Hodie hitam beserta topi yang berada dikepalanya ia lepas dan buang asal lalu sebelah tangannya meraih bingkai foto yang terdapat foto dirinya dengan hidupnya tengah tersenyum bahagia.

Wajah datar yang sedari tadi tidak berganti pada pria itu kini sedikit mengukir senyum kecut. Tanpa lama-lama, ia meletakan kembali bingkai itu lalu pergi menuju kamar mandi.

"Aaahhgghhh...sssssss.....", desisnya kala jarum suntik berisi barang haram menembus kulitnya.

Lalu setelahnya kedua sudut bibirnya mengembang senyum.

Inilah hidupnya sejak 1tahun yang lalu. Tidak ada yang lebih membawanya terbang penuh kebahagiaan selain obat-obatan terlarang yang sedang ia pakai. Hidupnya benar-benar hancur tak terkendali.

°°°°°

Pagi hari yang cerah disebuah keluarga yang sangat harmonis.

Saint sebagai putri satu-satunya dikeluarga tersebut dengan langkah ringan lengkap dengan balutan seragam sekolah menengah keluar dari dalam kamar menuju ruang makan.

Senyuman seketika mengembang kala mendapati seorang pria sudah terduduk diantara kedua orang tuanya.

"Pagi Mah, Pah", sapa Saint penuh senyuman.

"Pagi sayang, kau selalu saja terlambat. Lihat kekasihmu saja sudah sejak tadi disini. Apa kau tidak malu", ucap Nuk menggoda putri tercintanya. Yang digoda tampak cuek berjalan menuju sang kekasih yang menatapnya hangat.

"Kau yang terlalu pagi kesini Bright", ucap Saint mengambil sarapan miliknya.

"Apa tidak boleh?", tanya Bright menoleh pada Saint yang kini juga ikut menoleh pada Bright.

"Mama tidak akan memberiku makan lagi jika aku tidak memperbolehkanmu kesini", sindir Saint sedikit melirik Nuk.

"Tentu saja, Bright itu kesayangan Mama", ucap Nuk menatang Saint.

"Dengar, aku yang putri kandungnya saja tidak disayant begitu", ucapnya pura-pura sedih.

Bright tersenyum melihat kekasih dan calon mertuanya yang tengah melempar candaan.

"Kalau begitu biar aku saja yang menyayangimu", tutur Brigh menggenggam salah satu tangan Saint.

"Itu harus, karena kau sudah merebut Mama ku", balas Saint tersenyum menatap Bright.

Inilah rutinitas pagi dirumah Saint sejak 1tahun yang lalu.

°°°°°°

Perth | Random story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang