Kelas memang sudah kosong sejak satu jam yang lalu. Tapi tiga serangkai itu masih tetap berada didalam kelas Perth.
"Aku akan menemuinya", ucap Perth membuat dua pria yang duduk dimeja menatap serentak Perth yang duduk tenang dikursi depannya.
Perth hanya berpikir tentang ucapan Luke. Dirinya tidak bisa menghindar. Jadi apapun hasilnya akan tetap sama.
"Kau menyerahkan nyawamu dengan tenangnya ya Perth", celetuk Boss tak habis pikir.
Gesture Perth memang selalu tenang tapi tidak dengan perasaannya yang takut luar biasa.
Meen hanya diam menatap Perth. Ia tidak tahu lagi harus berkata apa. Dan pikirannya buntu untuk melindungi Perth. Sekalipun melawan, Meen tidak akan bisa. Koneksi Joss terlalu besar untuk dilawan.
"Kau menyesal Perth?", tanya Meen membuat Perth menatapnya. Dua pasang mata itu saling tatap serius.
Tau dengan arti pertanyaan Meen. Perth menggeleng. "Apa yang perlu kusesali?",
Meen tersenyum kecut melihat respon datar Perth. Bersama dengan orang yang dicintai memang tidak akan pernah ada kata menyesal.
°°°°°°
Meen, Perth dan Boss mulai berjalan masuk kedalam gedung.
Dari luar tak terlihat tanda kehidupan karena minim cahaya dan terlihat sepi. Tapi setelah masuk, siapa yang menduga jika didalamnya sudah disulap menjadi tempat Joss untuk bersenang-senang mungkin.
Terdapat beberapa sofa lusuh dengan beberapa kayu kotak sebagai tempat duduk. Botol minum pun tersebar banyak didalam.
Dan yang membuat tiga pria itu awas adalah cecunguk Joss yang mungkin berjumlah 30an lebih menyebar disetiap sudut ruangan.
Meen bahkan sampai mengumpat dalam hati. Ia pikir tidak akan sebanyak ini. Saat otaknya berpikir caranya selamat, kedua matanya malah menangkap Bibble yang menarik senyum miring.
Lalu Perth yang sedari tadi diam menatap datar Joss yang duduk dengan tenangnya.
"Selamat datang Perth, aku senang kau datang. Kupikir kau akan lari dan bersembunyi dariku. Ku akui kau sungguh berani",
Perth diam dengan kedua tangan terkepal. Ingin sekali ia menghajar Joss tapi apa bisa dirinya sampai dan menyentuh pria brengsek itu saat melawan anak buah Joss saja belum tentu bisa. Perth kesal dengan dirinya sendiri yang terlalu lemah.
Lalu tatapan mata Meen mengarah pada Bright yang duduk disekitar Joss. Ia tahu jika Bright menaruh dendam padanya. Hingga kedua matanya beralih pada Bibble, Meen hanya bisa menghela nafas lelah.
"Mereka yang membuat masalah, mereka sendiri yang dendam. Wajar melindungi diri sendiri kan. Otak dungu", rutuk Meen.
"Aku tidak akan lama-lama, dimana kau menyembunyikan Saint ku?", datar Joss. Tatapannya tampak tenang namun teras menusuk.
Mendengar pertanyaan Joss membuat Meen dan Boss yang berada disamping kanan kiri Perth menoleh serempak.
"Kau menyembunyikan Saint?", ulang Boss tidak menyangka.
Perth masih diam.
"Aku baru tahu jika cinta membuatmu gila seperti ini Perth", nanar Meen menatap Perth. Meen benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang berada diotak Perth. Menyembunyikan kekasih Joss. Meen bahkan ragu jika pria yang ia cintai punya otak.
"Jika kau memberitahuku, aku akan melepaskanmu sekarang. Kau bisa pergi dengan mudah", tawar Joss.
Tapi sepertinya, tawaran manis dari Joss tidak membuat Perth bergeming. Bagi Perth, pria brengsek seperti Joss tidak akan pernah bisa dipercaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perth | Random story (END)
FanficBaca aja, bagus ko...tinggalkan vote jangan lupa. Book ini berisi cerita pendek lebih dari satu cerita. 1. PerthSaintBright - Memory (End) 2. MeenPerthSaint - Hiden Love (End) 3. PerthSaintZee - All my Felling for u (End) 16november 2022 - 9juni 2023