2.2

206 16 27
                                    

Selamat membaca

6 juli 2020

Seorang remaja laki-laki berlari sekuat tenaga menuju sekolahnya. Ia berharap dihari pertamanya sekolah tidak mengalami hal sial. Namun naasnya, secepat apapun ia berlari. Tenaganya tidak bisa membuatnya lolos dari pihak kedisiplinan sekolah.

Nafas beratnya keluar diiringi dadanya yang naik turun pertanda betapa lelahnya ia pagi ini.

"Sial!!", rutuknya kesal. Kedua kakinya lunglai menuju ketua kedisiplinan.

"Sangat bagus",

*bug..
Sebuah tongkat kecil yang biasa dipegang ketua kedisiplinan terayun mengenai tas punggung laki-laki tersebut.

"Berbaris bersama yang lain, ikuti juga apa yang mereka lakukan!", tegasnya.

Remaja tersebut menurut lemah, berbaris disamping siswa lainnya yang juga terlambat. Lalu lututnya tertekuk menyentuh tanah diiringi kedua tangannya yang terangkat keatas.

Tanpa remaja itu sadari, ada seorang siswa yang berada dua jarak disebelahnya tersenyum kecil dengan kedua matanya yang terkadang mencuri pandang pada remaja tadi.

°°°

Sekarang, 2023

Perth berjalan pelan tidak jauh dibelakang seorang wanita yang sudah lama ia kagumi. Seorang wanita yang berhasil masuk didalam hatinya sejak pertama masuk sekolah dulu. Namun hingga sekarang, Perth tidk berani menyatakan perasaannya. Dan mungkin, tidak akan pernah menyatakan perasaannya. Jadi ia hanya bisa memendam rasa dan memandangnya diam dalam kejauhan.

*brug..
Sebuah rangkulan Perth terima dari seorang pria yang sudah sangat ia hafal.

"Kau tidak menggunakan sepeda?", tanya pria yang masih ringannya merangkul pundak Perth.

"Sepedaku rusak", ucapnya singkat.

"Kalau begitu, mulai besok kita berangkat naik bus bersama ya", ucapnya menatap antusias dan Perth hanya mengangguk kecil. Setelahnya tangan pria itu terangkat mengacak gemas pucuk kepala Perth membuat Perth berhenti lalu menatap datar sang pelaku yang tampak acuh dengan senyuman.

"Aku menyisir hampir satu jam Meen", ngaco Perth datar.

*brug..
Seorang pria lainnya merangkul pundak Perth dan Meen.

"Whtsuupp brotherrr.....bagaimana kabar kalian. Miss me hm?", ucapnya dengan tampang super menjengkelkan.

Perth menoleh datar menatap pria yang baru datang lalu melepaskan tangannya yang berada dipundaknya dan berjalan begitu saja.

"Miss me dengkulmu!, setiap hari kita bertemu. Kau waras!", ucap Meen memberi jari tengah lalu berlari mengejar Perth dan kembali merangkulnya ringan.

"Lalu apa yang salah jika ada rindu setiap harinya", monolognya ikut berlari mengejar dua sahabatnya lalu kembali merangkul pundak Perth, Meen, dengan celotehan tidak jelasnya.

°°°°°

#flashback

2021
@belakang sekolah.

Kerah seragam Perth terangkat ringannya oleh seorang pria teman sekelasnya. Dan sekitarnya ada 3 teman sekelasnya ikut mengerubungi Perth.

Wajah 4teman sekelasnya itu tampak tak bersahabat. Sedangkan Perth diam, ia tahu apa yang akan terjadi pada dirinya. Dan Perth tidak akan bisa melawan apapun kecuali menerimanya

*plak..
Tamparan mendarat dipipinya.

"Kenapa diam hah? Bukankah kau berani padaku?", ucap Bible dengan menepuk-nepuk pipi Perth. Sedangkan Perth tidak merespon.

Perth | Random story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang