1.5

168 20 2
                                    

Takut, risau dengan perasaan tidak mengenakan lainnya membuat Saint terus meneteskan air mata disepanjang perjalanan. Sekalipun Plan bilang semua sudah dilalui dengan baik namun tetap saja, semuanya tidak mengubah perasaannya yang sakit.

#flashback

"Perth...dia...mendapat luka tusuk dibagian perut. Seseorang menemukanny tergeletak tak sadarkan diri dijalan", ucap Plan menatap Saint yang shock menutup mulutnya.

Jantung wanita itu bahkan seperti berhenti. Ini yang ia takutkan saat Perth bermain-main dengan tubuhnya. Ia takut kehilangan Perth untuk selamanya. Ia baru memngingat semuanya, jika terjadi sesuatu pada Perth, bagaimana dengan dirinya? Ia sendiri tidak yakin bisa mengontrol dirinya sendiri

Tetsan air mata mulai jatuh menuruni kedua pipinya, "Dia tidak apa-apa kan?", tanya Saint was-was.

"Sekalipun dunia terlalu kejam untuk Perth tapi kurasa ia tidak diizinkan untuk pergi begitu saja", jelas Plan tersenyum kecil pada Saint yang masih was-was.

"Kondisinya sangat buruk saat ditemukan. Walau tidak mengenai alat vital tapi kau tahu bagaimana kondisi Perth. Dia kehilangan banyak darah. Kau harus banyak berterimakasih pada orang yang sudah menemukan Perth lalu membawanya ke rumah sakit",

#flasback end.

"Kenapa begini...hiks...kenapa kau selalu menganggap enteng hidupmu Perth", isak Perth terus menyeka kasar air mata yang selalu turun. Kedua kakinya terus melangkah tanpa henti dilorong rumah sakit.

Hingga sebuah kamar VIP yang ia tuju kini berada didepan matanya.

*klek...
Pintu terbuka.

Jantung Saint yang dari tadi tidak baik, kini semakin bekerja extra kala kedua matanya menangkap punggung lebar seorang pria yang dengan tenangnya berdiri menatap jendela yang mengarah pada pemandangan kota.

Air matanya kembali berlomba-lomba untuk turun. Saint begitu meridukan Perth. Sampai sekarang bahkan Saint tidak tahu, bagaimana dunia tidak pernah adil untuk Perth dan dirinya. Padahal ia tidak pernah mengganggu . Tapi dunia seolah tidak suka dengan hubungan mereka.

Dengan pelan Saint berjalan mendekat pada pria yang masih terdiam. Kala jarak keduanya dekat, Saint tidak lagi bisa membendung derasnya air mata.

Isakan bahkan terdengar diiringi kedua tangannya yang melingkar memeluk perut pria yang ia cintai.

Perth tersentak melihat bagaimana dua tangan melingkar diperutnya. Dalam beberapa detik telinganya mendengar isakan seorang wanita yang sudah ia hafal. Dengan itu Ia bisa tahu siapa yang tengah memeluknya.

"Saint", lirih Perth menyentuh tangan yang dengan kuat mengepal didepan perutnya.

Mendengar namnya dipanggil oleh Perth malah membuat Saint semakin terisak.

"Kenapa menangis", ucap Perth memberi usapan hangat pada tangan Saint yang masih tidak mau lepas ditubuh Perth. Sekalipun Perth sudah berusaha melepaskan pelukan Saint, tapi kedua tangan wanita itu malah semakin mengerat diperut Perth. Dan Perth hanya bisa menahan sakit pada luka tusuk diperutnya.

Hingga beberapa menit berlangsung. Saint sudah bisa megendalikan emosinya. Kedua tangannya mengendur dengan Perth yang kini membalikan tubuhnya melihat Saint yang masih berurai air mata. Bahkan kedua matanya sudah mulai membengkak.

Perth menarik sudut bibirnya ringan membuat Saint kembali terisak.

"Jangan tersenyum bodoh!!", bentak Saint memukul dada Perth.

"Kau jelek Saint", ucap Perth menambah tarikan bibirnya menatap Saint yang kian terisak.

"Aku memang jelek, kau baru sadar hah!? Jadi karena aku jelek kau memilih untuk menghindar dari hidupku 1 tahun ini? Jadi selama berhubungan denganku, kau terpaksa? Selama ini kau tidak permah mencintaiku kan? Dan sialnya hanya aku yang mencintaimu disini", cerca Saint kembali menangis.

Perth | Random story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang