3.6

92 11 10
                                    

Hari-hari setelah malam panas Saint dan Perth. Keduanya tidak pernah bertemu langsung. Perth memang tetap pergi ke toko Sun Bakery menemani Natcha, tapi ia tidak bertemu Saint. Wanita itu sibuk mengurus perceraiannya dengan Zee. Sedikit rumit karena Zee mempersulit keadaan hingga butuh waktu hampir satu bulan bisa lepas dari Zee.

Dan selama itu, Perth hanya melihat Saint dari jauh. Ia tidak yakin untuk bertemu langsung pada pujaan hatinya.

Tapi sayangnya, Perth sedikit lengah. Ia pikir tidak melihat Saint karena wanita itu berdiam diri di Sun Bakery tapi nyatanya, toko itu malah terus tutup hingga satu minggu.

Tentu saja itu membuat Perth kalang kabut. Berkali-kali ia mencoba menggedor pintu toko tapi berujung nihil karena terlihat sepi. Etalasenya pun kosong. Seperti tak berpenghuni.

Perth bahkan sampai menginap dimobil luar toko hanya untuk menunggu Saint.

Kenapa ia tidak menggunakan ponsel, jawabannya cukup jelas. No Saint tidak aktif. Pujaan hatinya menghilang bak ditelan bumi. Dan itu sukses membuat Perth uring-uringan.

Ingin menanyakan pada Zee tapi tidak mungkin juga temannya itu tahu. Mereka sudah bercerai.

Perth sudah tidak tahu lagi harus mencari Saint dimana. Hingga ia memutuskan menyewa seseorang detektif untuk mencari keberadaan Saint.

Itu butuh waktu beberapa hari hingga Perth akhirnya menemukan keberadaan Saint di Chonburi.

"Tetap awasi dia baik-baik. Dan hubungi aku secepatnya jika terjadi sesuatu. Lusa aku akan kesana", ucap Perth saat benda pipih menempel ditelinganya.

Orang suruhannya itu selalu memberi kabar Saint dengan telvon ataupun potret sang wanita. Hampir sehari 3x sang detektif harus mengirim atau memberi tahu tentang kegiatan Saint. Perth hanya tidak mau kehilangan kembali.

Sedangkan ditempat Saint.

Ia tengah menikmati indahnya langit sore dengan deburan ombak yang terasa menenangkan.

Selepas cerai dari Zee. Saint memilih menenangkan diri dari semuanya. Rasa lelah hati, pikiran dan tubuhnya membuatnya ingin menyendiri dari orang-orang yang ia kenal.

Dan di Chonburi sudah hampir satu bulan. Tapi sepertinya, ia terlampau nyaman dengan kesendiriannya disini. Padahal niat awal hanya sekitar dua minggu lalu kembali lagi ke bangkok. Bagaimanapun juga ia punya usaha di Bangkok yang tidak bisa ia tinggal begitu saja. Pelanggan ditokonya lumayan banyak. Sayang jika ia harus berpindah.

Menghela nafas kecil. Kaki jenjang Saint melangkah tenang menuju sebuah kamar yang sudah ia sewa hampir satu bulan ini.

°°°°°°

Pagi menjelang.

Saint duduk tenang diatas closet. Tanganny meremat kencang celana piyama pendek dengan satunya memegang sebuah tespek. Jantungnya berdebar dengan rasa antusia yang teramat ketara.

Sebenarnya sudah habis tespek tiga dan ini kali ke empat. Ia hanya merasa tidak yakin jadi ia terus mencoba mungkin saja terjdi kesalahan. Tapi saat terspek ke empat menunjukan hasil yng sama dengan tiga lainnya. Pelupuk matanya langsung basah, bukan sedih. Tapi ia merasa bahagia tak terkira. Hingga air matanya mengalir saking senangnya. Ia tidak tahu harus mengexpresikan bagaimana. Tapi yang jelas ia merasa sangat bahagia.

Penantian 12tahun dengan hasil garis dua. Adalah hal paling bahagia diseumur hidup Saint.

"Jadi aku hamil", monolog Saint tersenyum bahagia.

"Baby, benar ada kau diperut kan", air mata Saint masih keluar. Terharu dengan apa yang terjadi pada tubuhnya.

Ia benar-benar tidak menyangka, rasa mual yang dirasa akhir-akhir ini adalah tanda jika didalam tubuhnya mulai tumbuh buah hatinya.

Perth | Random story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang