1.2

177 20 6
                                    

Yuk dilanjut yukk.....🤗🤗🤗

Saint terdiam menatap jendela kelas. Akhir-akhir ini ia merasa aneh akan dirinya. Terkadang tanpa diduga otaknya seperti bekerja tanpa disuruh. Beberapa kejadian random mendadak terlintas diotaknya. Ia pun tidak mengerti, semakin ia berpikir malah membuatnya terasa sakit dikepala. Dan kejadian Perth yang menolongnya terus saja teringat. Perth yang menatapnya dengan jarak yang begitu dekat. Ia seperti kenal dengan tatapan Perth.

'Saint aku mencintaimu'

'Menjauh dari putriku, kau membawa hal buruk untuknya'

'Aku akan selalu bersamamu'

'Mereka hanya tidak bisa melihatmu'

"Aaakssss....", desisi Saint memegangi kepalanya yang mendadak pusing. Putaran film acak kembali menghantuinya. Dan sialnya suara pria yang selalu mengatakan cinta padanya bukan suara Bright.

"Siapa dia", lirih Saint tanpa sadar menoleh kearah kanan. Membuat dua netranya beradu pada pria yang tengah menidurkan kepala dengan tatapan menuju pada Saint.

Saint menelan ludahnya susah, ia berusaha untuk biasa saja dengan kembali mengarahkan kepalanya kedepan.

Ini sudah keseribu kali Perth menatap Saint dikelas. Walaupun terpergok oleh Saint tapi pria itu tampak acuh datar dan tidak ada expresi membuat Saint risih terus-terusan ditatap.

Ingin bertanya alasan apa yang membuat Perth selalu menatapnya namun Saint takut. ia tau siapa Perth, dan ia masih ingin hidup hanya unyuk sekedar bertanya ' kenapa kau terus menatapku' jadi lebih baik diam saja dan membiarkan Perth bertindak sesuka hati. Ia tidak mau terlibat dengan Perth yang mempunyai temperamen tinggi.

°°°°°

Bel pulang sekolah berbunyi membuat suara riuh seluruh penghuni kelas. Mereka bergegas untuk segela keluar menyisakan Saint dan dua teman lainnya. Yah....kini giliran piket kelas Saint dan 3 temannya.

"Saint, kau giliran buang sampah ya. Aku akan menyapu dan dia menghapus papan tulis", ucap salah satu teman Saint.

Saint mengangguk dengan senyuman kecil sebelum ia melanjutkan mengetik pesan pada Bright agar menunggunya diparkiran.

"Aku akan langsung pulang setelah membuang sampah", pamit Saint menenteng 1 plastik sampah lalu membawanya ke belakang atau tempat terakhir pembuangan di sekolah.

Dengan santainya Saint berjalan hingga ia tidak sadar melewati segerombolan siswa yang tengah sibuk dengan beberapa jarum suntik.

"Hai Saint", ucap salah satu dari 2 pria yang menghampirinya.

Saint yang mendengar dirinya dipanggil langsung memutar tubuhnya hingga mendapati 2 orang dengan tingkah laku yang sudah diatas ajar, lalu menoleh pada 3pria yang masih sibuk menyuntikan sesuatu dilengannya.

"Kemari!", ucap pria itu menarik paksa tangan Saint membuat wanita itu terpekik kaget.

Rasa takut mulai melanda kala Saint melihat sekeliling yang sudah sepi. Hanya ada dirinya dan 5 pria yang tengah ng-fly.

"Aku dengar, kau yang membuat Jenny dikeluarkan",

Saint menegang kala pundaknya dirangkul tanpa beban oleh salah satu pria itu.

"Aku tidak melakukannya. Bukan aku yang melaporkannya. Sungguh", jelas Saint mencoba melepaskan diri.

"Disaat Jenny menggunakannya, hanya ada kau disitu. Kau masih mengelak? Pakai ini",

"Aku tidak memakai itu",

"Pakai!!!", teriak pria itu marah. Seolah memberi kode pada dua temannya. Seketika kedua tangan Sanit tercekal kuat. Dan sekuat tenaga pula Saint memberontak.

Perth | Random story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang