1.9 the end

141 18 4
                                    

Ini hari minggu namun Saint tidak bisa menghabiskan waktu liburnya dengan Perth. Dan kini wanita itu tampak bosan bergelung didalam selimut dengan kedua tangannya tengah memegang ponsel.

Ppe💖

"Aku mati bosan dirumah",

Sebuah pesan singkat yang ia kirimkan pada Perth. Tidak menunggu waktu lama, ponselnya berbunyi menandakan jika ia telah mendapatkan balasan.

Ppe

'Mau jalan-jalan? Kujemput sekarang'

Saint mengerucut kesal, jika hubungannya semudah itu maka dipastikan kini Saint bergegas dandan menunggu sang kekasih.

'Tidak perlu, tapi besok setelah pulang sekolah, aku akan menagihnya'

Perth tersenyum membaca balasan dari Saint. Lalu mengalihkan pesan singkatnya menjadi vidio call. Dan dalam sekejap wajah cantik Saint terlihat dilayar ponsel.

"Kau sedang apa?", tanya Saint yang kini terduduk santai diatas ranjang menatap pria yang juga terlihat duduk bersender diatas ranjang. Saint hafal betul Apartment Perth jadi ia bisa tahu hanya dengan melihat background belakang Perth.

"Menurutmu?", balas Perth enteng.

Saint hanya tersenyum menatap Perth yang juga tengah menatapnya.

Keduanya hanya diam dengan senyum tidak pernah luntur. Dengan harapan yang sama untuk bisa terus bersama.

"Aku mencintaimu", ucap Saint memecah keheningan. Senyum Perth semakin mengembang.

"Aku tahu", jawab Perth.

Hening kembali, tatapan Perth tidak bisa diartikan sekarang. Sebenarnya pria itu gelisah beberapa hari ini. Sadar akan sesuatu yang mengikuti dirinya, tapi sebisa Perth memancing. Bayangan itu sekejap hilang entah kemana.

"Saint, jika terjadi sesuatu padaku...bisakah kau berjanji 1hal", ucap Perth seketika membuat dua sudut bibir Saint yang tadinya naik menjadi turun. Ia tidak suka ucapan Perth. Jadi Saint memilih diam

"Saint...", halus Perth. Ia tahu kekasihnya merrajuk.

"Aku tidak mau berjanji apa-apa", datar Saint.

"Katanya kau mencintaiku",

Saint mengigit bibir bawahny.

"Aku ingin kau selalu bahagia, dan tersenyum. Aku suka senyummu, tawamu. Dan itu semua milikku. Jadi berjanjilah untuk itu", ucap Perth yang entah kenapa membuat Saint mendung.

"Semua yang kuberi untukkmu, jagalah dengan seluruh cintamu. Aku mencintaimu Saint, dan selamanya akan terus mencintaimu. Cintaku akan terus berjalan bersamamu kemanapun kau pergi", tulus Perth. Air mata Saint sudah turun mendengar ungkapan tulus namun terasa menyesakkan didada wanita itu. Dan Saint hany bisa mengangguk kecil.

Sedangkan Perth hanya bisa melihat kekasihnya, ingin sekali ia peluk erat wanita yang tengah menunduk. Tapi terasa sangat susah. Kedua tangannya tidak menjangkau, jadi ia hany bisa mengusap layar ponsel miliknya dengan perasaan teramat kacau dan satu tetes turun begitu saja dari pelupuk Perth.

'Jangan menangis', batin Perth yang kian meledak. Rasa sesak membuatnya semakin kesakitan.

Setelah menghapus kasar air matanya, kedua sudut bibir Perth naik keatas.

"Saint", panggil Perth.

"Saint, bisa bantu Mama beli tepung. Dan ayok kita buat kue", ucap Nuk menatap putrinya yang terduduk diatas ranjang. Ponsel wanita itu sudah berada dibalik selimut. Masih terhubung hingga Perth bisa mendengar suara Nuk tadi.

Perth | Random story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang