2.8

95 11 22
                                    

Perth termenung seorang diri dikamarnya. Sudah dua hari ia tidak bertemu Meen, karena sejak pergi menghabiskan waktu dengan Saint, Perth mengatakan pulang kerumahnya pada Meen. Perth saja tidak tahu kenapa ia berbohong dan merahasiakan semuanya pada Meen.

Dan sekarang, pikirannya mengarah pada sahabat baiknya itu. Ia masih tidak menyangka akan ucapan Saint kemarin.

#Flashback

"Meen menyukaimu Perth. Kau tahu itu?",
Perth tersentak kecil mendengar ucapan Saint.

Mengetahui fakta Meen menyukai pria saja membuat Perth tak habis pikir. Dan kini mengetahui jika dirinya lah yang Meen suka. Jelas membuat Perth shock.

"Meen sama sepertiku yang mencintaimu dalam diam. Bedanya, dia tidak akan pernah berani mengungkapkannya padamu sepertiku sekarang. Maka dari itu, aku ingin membantunya untuk memberi tahu perasaan Meen padamu",

Tatapan terkejut, tidak menyangka dan heran tercetak jelas diraut wajah Perth. Ia tidak tahu harus berekasi apa. Dan Perth juga tidak mengerti apa yang berada diotak Saint sekarang. Kenapa wanita dihadapannya malah memberitahunya.

"Jangan membenci atau menjauh dari Meen. Tidak ada yang salah dengan perasaanya. Aku iri dan aku selalu cemburu padanya. Tapi aku bisa apa, saat aku saja tidak bisa memilikimu. Akan lebih baik jika Meen menjagamu",

"Aku tidak mengerti apa maksudmu Saint", heran Perth.

Saint tidak menjawab, ia hanya tersenyum simpul lalu kembali melumat bibir Perth.

Wanita itu kembali memilih melakukan kegiatan panas dibanding memikirkan hal lain. Waktunya terlalu berharga jika untuk membahasa orang lain. Disaat waktunya saja tidak banyak untuk Perth.

#flashbackend.


Sudah berkali-kali Perth menghela nafas kasar. Ia bingung harus bagaimana menghadapi perasaan Meen. Ia juga masih tidak percaya jika Meen menyukainya lebih dari teman.

Saat pikiran pusingnya terlalu suntuk dengan semua masalah yang mulai hinggap. Dering ponsel miliknya memecah lamunanya. Dan nama Meen membuat Perth terdiam sejenak sebelum mengangkatnya.

"Kau dimana?", tanya Meen saat panggilannya terhubung. Perth terdiam.

Sungguh rasa tidak menyangkanya pada Meen yang menyukainya terlalu tinggi.

"Perth kau dimana?!!", jejal Meen.

Namun Perth sepertinya terlalu larut dalm pikirannya itu.

"Ya Perth!!! Kenapa diam. Kau dimana hah? Tidak terjadi sesuatu padamu kan? Perth bicaralah!!!",

Suara penuh kekhawatiran membuat Perth semakin percaya akan ucapan Saint. Ia bhkan baru sadar jika selama ini Meen memang selalu berlebihan padanya.

"Aku dirumah Meen",

Meen bernafas lega mendengar suara Perth. Pria itu gelisah sejak kemarin ponsel Perth mendadak tidak bisa dihubungi. Meen takut sesuatu yang buruk terjadi pada Perth saat mengingat Saint yang menemuinya dan bertindak lain. Meen tau, Joss tidak akan tinggal diam jika sampai Saint bertindak gila pada Perth.

"Jangan bohong. Aku kerumahmu sejak kemarin. Dan itu kosong. Kau dari mana?!", teriak Meen.

"Menurut padaku kali ini Perth, jika Saint mendekatimu jangan pernah menanggapinya. Sekalipun kau mencintainya. Tapi bisakah kau berpikir jernih. Jangan gila hanya karena cinta Perth, setidaknya pikirkan dirimu sendiri sebelum kau bertindak lebih dan membahayakan diri",

Perth terdiam mendengar untaian kata penuh kekhawatiran Meen.

Ia berpikir, seberapa berartinya dirinya untuk Meen saat dirinya saja tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Bahkan Perth juga baru sadar jika Meen lah yang terlalu baik merawatnya saat ia tidak perduli dengan apapun yang menimpa dirinya.

Perth | Random story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang