3.3

70 7 16
                                    

sorry kalau buat kalian bingung
sebelum baca. cek judul atas.. takutnya salah sambung😂😂

°°°°

Saint terbangun dengan sakit kepala pagi ini. Ia bukan wanita yang kuat minum. Baginya minuman hanya untuk pelepas lelah sementara saat pikirannya berat dan suntuk.

Membuka pintu kamar yang berada di dalam ruangan toko roti miliknya. Kedua mata Saint dikejutkan dengan Perth yang tertidur disofa.

Seketika ia ingat kejadian semalam dengan Perth yang menemaninya minum. Sudut bibir Saint terangkat simpul, kakinya melangkah lalu menumpu tubuhnya dengan kedua lutut disamping sofa.

Terlihat wajah tenang dan damai Perth yang masih dialam mimpi.

Saint sedikit bersyukur memiliki Perth sebagai temannya saat dirinya mengalami kacau seperti semalam.

Saint adalah seorang wanita yang tertutup dengan dunia luar, jadi ia tidak mudah dekat dengan siapapun sejak dulu. Saat kuliah pun, Zee sendiri yang gempar mendekati Saint saat wanita itu duduk sendiri dengan buku-buku.

karena sifat introvertnya itu membuat Perth tidak bisa lebih dulu menemukan Saint.

Dan sejak mengenal Zee hingga berkencan dengannya. Saint mulai kenal dengan Perth, Tay dan New. Tapi diantara ketiga teman Zee hanya Perth saja yang Saint rasa nyambung untuk diajak mengobrol dengannya. Dan itu terbukti hingga kini. Bagi Saint, Perth adalah pria yang bisa mengerti dirinya tanpa perlu diberi tahu. Pria yang tidak perlu ambil pusing untuk kehidupannya. Dan Saint belajar banyak dari Perth untuk bisa menikmati hidup tanpa ribet. Karena Perth juga, ia lebih bisa menerima dunia luar.

Menaikan jas yang sedikit melorot diatas tubuh Perth, tubuh Saint kembali berdiri untuk bergegas mandi sebelum membeli sarapan.

°°°°°

Perth berjalan keluar ruangan menuju toko setelah tidak mendapati Saint di ruang kamar. Ia pikir toko rotinya sudah buka dengan Saint yang mungkin berada disana. Tapi sayangnya, sepi. Ia tidak menemukan Saint dimanapun membuat Perth berpikir apa Saint pulang.

Berkutat dengan pikirannya, lonceng pintu masuk terdengar ditelinga Perth. Dan Saint terlihat masuk dengan sesuatu ditangan.

Perth tersenyum membalas senyuman wanita yang semakin mendekat padanya.

"Aku mencarimu, kupikir pulang",

"Aku keluar sebentar membeli sarapan. Ayo sarapan dulu", ajak Saint mengambil dua mangkuk lalu kembali pada salah satu kursi pengunjung.

Perth yang sedari tadi diam dengan kedua mata mengekor, kini berjalan menuju wanita yang tengah menuangkan buburnya.

"Terimakasih", ucap Perth. Saint hanya membalas dengan tatapan dan senyuman sebelum ia duduk dihadapan Perth.

Keduanya tampak tenang menikmati sarapan dengan sesekali Perth mengarahkan matanya pada Saint. Sudut bibir Perth naik kecil menikmati momen sarapan berdua yang terasa hangat walau dalam diam. Perth memang selalu pintar akan momen kecil yang bisa ia nikmati disetiap hidupnya.

Namun kenikmatannya mendadak terganggu dengan dering ponsel miliknya.

Melihat nama putrinya dilayar, Perth merutuk.

"Ya sayang",

Saint seketika menatap Perth. Panggilan sayang penuh kelembutan membuat Saint kepo saat kenyataan Perth itu duda.

"Daddy ingkar janji lagi kan. Natcha akan pergi kerumah nenek!!",

"Jangan sayang. Kalau Natcha pergi, Daddy akan kesepian dirumah. Daddy minta maaf na, sebagai permintaan maaf. Daddy pulang dengan kue kesukaan Natcha. Daddy sedang berada di Sun Bakery sekarang",

Perth | Random story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang