3.4

93 11 9
                                    

Happy reading



Perth terhenti dari larinya saat menemukan Saint yang tengah duduk disalah satu tempat duduk yang memang tersedia menyebar didekat danau.

Nafas tersenggal Perth ia atur seiring kakinya berjalan mendekat.

Saat tubuhnya sudah berdiri dibelakang Saint. Ia bisa melihat jelas bagaimana tubuh bergetar sang wanita dengan isakan kecil yang terdengar menyayat hati. Perth hanya bisa menghela nafas kecil. Pertama kalinya sejak ia mengenal Saint, Perth melihatnya serapuh ini.

Mengambil sapu tangan didalam jas hitam yang ia pakai. Tangannya menyodor, membuat Saint menoleh lalu menerima setelah melihat Perth yang berdiri disampingnya.

°°°°°

Semilir angin malam yang mulai merambat ketulang hanya bisa dirasa dikeheningan keduanya. Baik Perth ataupun Saint masih diam menatap kilauan cahaya warna-warni diujung danau.

Saint sepertinya masih butuh waktu untuk bercerita. Jadi Perth hanya bisa menunggu dengan sesekali menyesap minuman keras yang ia beli sesuai pesanan Saint saat dirinya menuju ketempat sang wanita.

Kini sudah satu jam lebih waktu terlewati dalam keheningan. Ditambah jam yang semakin menunjukan dini hari membuat Perth menoleh.

Walaupun Perth sabar menunggu tapi angin malam tidak baik untuk tubuh lemah Saint.

"Aku akan menemanimu minum tapi tidak disini. Kuantar kau pulang", lembut Perth menatap wanita yang menghapus air matanya.

Selama itu, dan Saint masih saja menangis dalam diam. Perth jadi semakin penasaran seberapa besar masalah Saint.

"Aku akan bercerai dengan Zee", ungkap Saint perih.

Perth memang mencintai Saint. Tapi ia tidak selicik itu mengambil kesempatan saat perceraian menjadi solusi bagi Saint dan Zee. Perth bukan penikmat bahagia diatas penderitaan orang lain. Apalagi yang menderita adalah orang yang ia cintai. Selagi bisa dirubah, Perth tidak setuju dengan ucapan Saint.

Yah...Perth hanya belum tahu saja.

"Apa sebesar itu hingga keputusan bercerai lebih baik ketimbang memperbaiki kesalahannya?",

Saint menoleh hingga Perth bisa melihat raut berantakan Saint. Rahang Perth bahkan mengeras menahan rasa sesak didadanya. Kelemahan Perth hanyalah Saint. Ia tidak akan bisa melihat air mata Saint.

"Kupikir bukanlah masalah besar sebelum wanitu itu datang dan menghancurkan semuanya", isak Saint. Air matanya kembali turun. Perth yang tidak tahan memilih menatap lurus kembali. Ia lebih memilih memfokuska telinga ketimbang menatap Saint.

"Wanita itu Perth...dia datang lagi bersama ibu mertuaku. Dan Zee tidak bisa membela dirinya",

#flasback.

Saint tersenyum puas saat melihat hidangan yang sudah selesai ia buat khusus untuk suaminya.

Mendapat pesan jika Zee pulang malam ini, membuat Saint antusias memasakan makanan kesukaan sang suami. Jadi ia berkutat didapur sejak sore hingga malam.

Setelah selesai mandi dan menyemprot parfume. Saint sudah cantik menunggu kepulangan Zee.

°°°°

Bell rumahnya bunyi. Saint yang semangat dengan raut wajah berserinya dikejutkan dengan wanita yang kemarin datang ketokonya lalu sang ibu mertua berdiri disamping wanita itu.

"Ibu", salam Saint sopan lalu beralih tatap pada Paris yang menunduk.

"Zee ada nak Saint? Ibu ingin bicara dengannya",

Perth | Random story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang