3.5

76 9 6
                                    

#Flashback

Perth menghela nafas kecil menatap wanita yang tampak tenang dikursi samping kemudi. Tadinya ia berniat mengantar Saint pulang. Tapi otaknya berpikir akan Zee dan masalah rumah tangga Saint. Bukan berniat ikut campur dengan tidak memberikan Saint pada Zee tapi Perth yakin jika Saint belum ingin bertemu dengan suaminya itu. Jadi ketimbang rumah dan toko kuenya. Perth memilih Apartmen miliknya.

Dan kini, tubuh Perth keluar lalu membuka pintu samping Saint. Dengan pelan dan lembut, Perth mengangkat tubuh sang wanita. Membawa masuk dengan tenangnya kedalam apartment.

°°°°

Menurunkan perlahan tubuh Saint diatas ranjang. Perth dikejutkan dengan pergerakan Saint yang menahan tubuhnya dengan mengalungkan kedua tangannya dileher Perth.

Dengan pelan kedua mata Saint terbuka hingga keduanya bersitatap dalam diam.

Detik selajutnya, Perth kembali dibuat terkejut dengan Saint yang menarik lehernya lagi, membuat dua bibir itu menyatu.

Hanya sebentar pun tidak ada pergerakan dua bibir tersebut.

Saat wajah keduanya kembali menjauh. Saint tersenyum tipis, salah satu tangannya bergerak membelai wajah Perth yang masih terdiam menikmati wajah merah sayu Saint.

"Aku ingin punya anak", lirih Saint. Perth masih diam. Sedari tadi memang Saint selalu mengigau keinginannya memiliki anak.

"Perth",

"Kau terlalu mabuk Saint, tidurlah", ucap Perth mengelus kepala sang wanita. Tapi lagi-lagi tubuhnya tertahan saat ingin terbangun.

Jika Saint tahu, Perth berusaha mati-matian menahan kewarasannya. Aroma Saint dengan jarak yang begitu dekat ditambah kecupan kecil dari bibir Saint sudah bisa membangkitkan gairah Perth.

"Zee tidak bisa memberikanku anak. Bisakah...kau memberikannya padaku Perth", lirih Saint. Jemari lentik yang menyentuh lembut rahang Perth kini bergerak menuju leher hingga kancing kemeja Perth. Membuka perlahan dengan satu tangan.

Sedangkan Perth menelan ludahnya berat. Apalagi tangan halus Saint yang sudah berhasil membuka tiga kancing kemejanya kini begerak menyusup masuk menyentuh kulit dada atas Perth.

Tidak tahan lagi, Perth menahan tangan Saint yang tengah mengusap pelan salah satu putingnya.

"Cukup Saint, kau benar-benar mabuk. Jika kita melewati ini. Besok kau hanya akan merasakan penyesalan",

"Penyesalan? Jika kau bisa membuatku hamil. Aku tidak akan pernah menyesal", lirih Saint menatap dua manik ragu Perth.

"Saint...aku..",

"Buat aku hamil Perth. Aku ingin hamil dan punya anak. Buahi aku sebanyak mungkin hingga esok aku bisa merasakan bagaimana rasanya hamil", kedua sudut mata Saint teraliri air. Tatapan putus asa pun terlihat, membuat Perth harus menahan sesak sekaligus nafsunya.

Bagi Perth, Saint terlalu berharga untuk ini. Status keduanya membuat Perth berpikir bnyak untuk meniduri Saint.

Jikapun rasa inginnya tinggi, ia ingin melakukannya saat ada status yang jelas. Sekalipun Perth tidak pernah memandang rendah Saint.

"Kumohon Perth", lirih Saint penuh harap.

Perth bimbang.

Diajak bercinta oleh seseorang yang sudah lama menempati hatinya, siapa yang tidak mau.
Setan dihati Perth bahkan terus mengadu domba kewarasannya.

Saking lamanya berkutat dengan hati, nafsu dan pikirannya. Perth sampai tidak sadar jika Saint sudah menarik tubuhnya hingga sang wanita berada diatasnya dan membuka sisa kancing kemeja Perth.

Perth | Random story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang