1.4

155 19 2
                                    

Saint sudah berangkat ke sekolah namun saat hari pertama ia kembali masuk hingga dua hari ini, ia tidak menemukan Perth dikelas. Malam itu adalah malam terakhir Saint bertemu dengan Perth. Padahal ada banyak yang ingin ia tanyakan pada pria temperamen itu

#flashback

Saint keluar dari kamar mandi dengan kedua tangannya yang sibuk mengusap rambut basahnya dengan handuk kecil.

Melangkahkan kedua kaki jenjangnya menuju meja belajar, wanita itu berniat untuk membuka beberapa materi yang sudah tertinggal akibat beberapa hari tidak masuk sekolah.

Belum ada setengah jam ia mencoba untuk belajar, rasa malas datang menghantui.

"Hhhhh....bisakah aku pintar tanpa belajar", keluh Saint menidurkan kepalanya dimeja belajar. Tapi siapa sangka kedua matanya malah mengarah pada rak buku berisi novel ataupun buku-buku paket. Senyum seketika mengembang lalu beranjak mendekati rak buku tersebut

"Jika saja membaca materi sama menyenangkannya dengan membaca novel", ucap Saint terkekeh geli akan ucapannya sendiri. Lalu netranya bergerak memilih novel mana yang akan ia baca.

"Sepertinya, aku butuh koleksi baru", ucapnya mengambil salah satu novel. Namun saat jemarinya mengambil novel pilihannya. Ia melihat buku diary kecil berwarna pink dipinggir novel yang ia tarik.

Kedua alisnya menukik heran, ia tidak merasa punya buku diary seperti yang tengah ia lihat sekarang.

Jemarinya perlahan membuka, namun bukannya melihat untaian kata seperti pada buku diary umumnya. Saint malah mendapati kekosongan.

Tidak ada tulisan satupun. Namun saat jemarinya membuka acak, ia dikejutkan dengan sebuah temuan yang membuatnya mematung.

Beberapa hasil photobox dirinya dengan...

"Perth", ucap Saint tidak yakin karen difoto itu Perth selalu mengembang senyum dan penampilan yang sedikit terawat dibanding sekarang.

Mata Saint awas meneliti setiap interaksi dirinya dengan Perth didalam foto yang terasa diluar nalar. Dirinya jelas tidak dekat dengan Perth tapi difoto, skinship keduanya tdrlihat seperti pasangan.

"Ini jelas Perth kan? Ayolah...kenapa aku tidak ingat ini", ucap Saint dengan sedikit memukul kecil kepalanya berharap ada bayangan sedikit tentang foto yang berada ditangannya.

Semakin merasa jika hidupnya tidak beres, Saint langsung bergegas keluar kamar. Ia butuh penjelasan akan foto yang ia temukan pada Perth..

"Sayang mau kemana?", tanya Nuk menatap putrinya yang sedikit berjalan cepat.

Saint berhenti lalu menoleh pada ibunya yang tengah menatapnya heran. Sedangkan Saint terdiam, ia ingin menceritakan apa yang akhir-akhir ini mengganggunya namun Saint ragu.

"Aku akan menginap di Apartmen Bright. Apa boleh?", bohong Saint.

"Untuk apa? Ini sudah malam. Jika mau kesana lebih baik telvn Bright untuk kesini", ucap Nuk mendekat lalu mengusap sayang rambut halus Saint. Saint menoleh pada jam yang menggantung di dinding yang menunjukan angka 20.00

"Aku tidak mau merepotkan Bright, kemarin sudah cukup aku merepotkannya saat dirumah sakit. Lagi pula, ini belum terlalu larut. Aku akan langsung menghubungi Mama saat sampai di apartmen Bright", jelas Saint mencoba meyakinkan Nuk.

"Baiklah, hati-hati dijalan ya", ucap Nuk memberi ijin.

Saint tersenyum lega. Lalu tanpa lama pamit untuk segera bertemu dengan Perth.

Perth | Random story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang