2.3

134 14 18
                                    

@kantin sekolah.

Terlihat Perth makan seorang diri dengan tenang, tanpa perduli sekitarnya yang riuh akan siswa-siswa yang lalu lalang berebut tempat duduk ataupun menyerobot antrian.

Perth memang tidak mau perduli sekitarnya, lebih tepatnya tidak mau mencari masalah yang malah akan mengakibatkan beasiswanya dicabut. Perth ingin merubah hidupnya lebih baik kelak. Bisa bekerja diperusahaan dan menghasilkan uang yang banyak. Ia lelah menjadi miskin. Lelah tiyap kali ditagih renternir saat ayahnya terus saja menghabiskan uang bukan miliknya untuk berjudi.

*dug
Sebuah bola basket sengaja dilepar mengenai kepala Perth. Membuat acara makan Perth terhenti diiringi seisi kantin terdiam hening menatap sumber suara.

Menarik nafas kecil, Perth memilih kembali melanjutkan acara makannya tanpa perduli siapa pelakunya. Sedangkan Bibble sang pelaku bersmirk lalu kembali berjalan diiringi tangannya yang menepuk keras kepala Perth. Dan tanpa salah berlalu menuju pantry.

Perth hanya bisa menatap datar beberapa punggung yang baru melewatinya begitu saja.

"Boss bawakan untukku juga", ucap Meen saat kedua kakinya menapak didalam kantin. Kedua matanya berselancar mencari seseorang. Saat ia menemukannya, kedua sudut bibirnya naik lalu berjalan menuju Perth yang tampak asik menyantap makanan.

"Apa enak?", tanya Meen mendudukan diri dihadapan Perth.

"Eum", singkat Perth tanpa menatap Meen. Tangan dan mulutnya terlihat sibuk dengan makanan didepannya.

Meen yang melihatnya tersenyum. Tubuhnya bersender nyaman dipunggung kursi dengan kedua matanya berselancar ringan menatap isi kantin. Senyumnya perlahan turun saat merasa ada yang tidak beres. Melihat beberapa siswa lain terkadang melihat kearahnya dengan bisikan tidak jelasnya.

"Apa terjadi sesuatu?", tanya Meen menatap Perth.

Perth menatap Meen yang tengah meminta penjelasan padanya.
"Tidak, dimana Boss?", tanya Perth mengalihkan pembicaraan. Namun Meen tidak percaya. Tatapannya masih serius menatap Perth yang kembali makan dengan tenang.

"Kau tidak akan memberitahuku kan?", serius Meen.

*tak
Boss dengan santai menaruh makannan Meen dan duduk disebelah pria yang kini terlihat menahan amarah.

"Setelah ini, gantian kau ambil minum", ucap Boss yang masih tidak mengerti situasi.

"Kau selalu seperti ini!", kesal Meen menggebrak meja dan berdiri membuat seisi kantin menatap kearahnya.

Boss yang baru memulai makan siangnya sampai terkejut menatap Meen yang tengah menatap Perth. Keduanya saling tatap dalam diam.

"Ada apa ini?", kepo Boss menatap MeenPerth bergantian.

Tidak ada yang menanggapi. Meen yang paham akan Perth memilih mengedarkan pandangannya tanpa memperdulikan Boss yang penasaran.

"Beritahu aku, apa yang baru saja terjadi disini!!!", teriak Meen memburu.

Suasana masih hening, tidak ada yang menyahut. Mana berani mereka mengadukan Bibble sebagai pelakunya.

Saat kedua netra Meen awas menatap sekeliling yang tampak diam menunduk. Ia melihat Joss yang tengah bersender tenang pada punggung kursi yang berada dua meja dibelakang Perth. Seolah tengah menonton pertunjukan menyenangkan pada Meen yang mengeraskan rahangnya. Joss bersmirk, senang dia melihat Meen mengamuk. Dan disebelah Joss ada Saint yang menatap punggung pria dihadapan Meen.

Tubuh Meen condong dihadapan Perth, "apa Joss?",

Kepala Perth terangkat hingga dua orang ini kembali saling tatap. "Bukan, duduk dan makan dengan tenang Meen. Jangan membuat masalah disini. Kau bisa lihat, aku tidak terluka atau apapun yang sedang berada dipikiranmu itu. Jadi hentikan dan duduklah", ucap Perth dengan expresi lelahnya.

Perth | Random story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang