1.8

136 19 4
                                    

Perth berhenti berlari kala melihat tubuh yang sudah ia kenali tengah berjongkok di daerah kekuasaannya yaitu belakang gedung, tempat biasa ia untuk tidur saat malas mengikuti pelajaran.

Helaan nafas terdengar sakit, ia tidak bisa melihat wanitanya menangis.

Dengan pelan kedua kakinya menuju Saint yang masih sesenggukan menutup wajahnya.

Hingga tubuh Perth sudah berada disamping Saint. Wanita itu mendongak lalu dengan cepat memeluk Perth dan kembali menangis.

"Apa yang Bright lakukan padamu?", tanya Perth lembut mengusap sayang punggung dan kepala Saint. Setelah ini, ia benar-benar akan menghajar Bright.

"Dia tau kalau aku sudah ingat semuanya", jawab Saint sesenggukan.

"Tidak lama lagi, Mama juga pasti akan tau. Dan tidak akan membiarkanku bertemu lagi denganmu", lanjut Saint menengadah guna menatap Perth yang masih memeluknya.

Sebelah tangan Perth terangkat mengusap pipi yang terus dialiri air mata, "lupakan tentang Bright, nanti aku akan bicara dengan Mamamu",

*bug...
Saint langsung memukul pundak Perth.

"Jangan gila, terakhir kali kau datang kerumah berakhir tubuhmu penuh memar. Aku tidak mau", ucap Saint mengingat dulu Perth sering kerumah Saint sekedar mengantarnya pulang sekolah ataupun mengajaknya jalan-jalan namun tidak pernah disetujui oleh Nuk dan berakhir umpatan dan kata makian paling tajam Nuk lontarkan untuk Perth.

Bahkan tidak jarang Perth mendapat tamparan. Dan terakhir kali saat Perth meminta izin untuk menjaga Saint sebagai kekasihnya, sebuah gagang sapu terus menerus mendarat ditubuh Perth. Perth tentu saa tidak pernah melawan, ia hanya bisa menerima sedangkan Saint yang melihat sudah histeris, ingin melerai tapi Bright mencegah dengan memeluknya terlalu kencang.

Saint sudah terus melarang Perth tapi tetap saja ia terus berkunjung kerumahnya. Bukannya bodoh, namun ia ingin menunjukan pada Nuk jika dirinya baik untuk Saint jadi ia selalu berusaha meminta izin pada Nuk walau berakhir tidak mengenakan. Perth hanya tidak mau jika hubungannya dengan Saint kucing-kucingan dengan Nuk. Tapi tetap saja, Nuk tidak pernah melihat hati Perth.

"Makian, tamparan ataupun pukulan dari Mamamu tidak terlalu sakit untukku", ucap Perth.

Karena bagi Perth, Saint adalah poros hidupnya. Dan luka paling menyakitkan bagi Perth adalah kehilangan Saint dari hidupnya. Hidup tanpa Saint 1tahun ini saja, sudah sangat membuat hidup Perth berantakan. Ia kehilangan arah dan tujuan.

Saint lah satu-satunya alasan ia bisa bersyukur hidup didunia ini saat semua orang bahkan kedua orang tuanya tidak pernah menginginkan Perth lahir didunia ini.

"Tidak sakit tapi tubuhmu memar semua Perth",  protes Saint. Karen waktu itu Saint sendiri yang mengobati luka bekas pukulan Nuk. Saint bahkan mengobati Perth dengan linangan air mata. Ia tidak sanggup melihat tubuh Perth memar keunguan akibat pukulan Mama nya sendiri.

Saint benar-benar tidak tahu kenapa Nuk tidak bisa melihat baiknya hati Perth. Sampai sekarang Saint masih tidak mengerti dengan pikiran Mama nya.

"Dan itu langsung sembuh saat kau yang mengobatinya", balas Perth tersenyum hangat.

Pelukan keduanya terlepas dengan tatapan tanpa lepas satu sama lain. Perlahan kedua tangan Saint terangkat membingkai sayang wajah Perth.

"Aku minta maaf untuk semua hal buruk dari Mama", ucap Saint penuh sesal.

"Tanpa maaf pun, aku tidak masalah. Aku mengerti Saint jadi kau tidak perlu memikirkannya", terang Perth hangat.

Air mata Saint kembali jatuh. Kekasihnya baik hanya saja tertutup oleh penampilannya yang sedikit urakan.

Perth | Random story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang