Jennie membuka pintu Ruangan Lisa, dia berhenti sejenak untuk menguatkan hatinya. Kemudian iapun melangkah menuju ranjang Lisa.
Hati yang dari tadi ia kuatkanpun langsung hancur saat melihat Tubuh Lisa yang terbaring tak sadarkan diri dengan selang di tangan dan hudungnya.
"Honeeyy.." panggil Jennie menatap Pilu kekasihnya. "Hai sayang,aku di sini, cepatlah bangun aku sangat merindukanmu" gumam Jennie sembari membelai pipi Lisa.
Jennie kemudian menarik sebuah kursi ke samping tempat tidur Lisa dan duduk disana. Di genggamnya tangan kanan Lisa.
"Sayang maafkan atas kesalah pahamanku, maafkan kerena aku tak mempercayaimu. Tapi kumohon jangan kau marah dengan cara seperti ini, Bukalah matamu sayang, Apa kau tak merindukanku? Jennie berkata dengan Airmata menetes di pipinya.
Tak ada reaksi dari Lisa, Dan Jennie dengan setia tetap duduk di samping tempat tidur Lisa hingga iapun tertidur dalam posisi duduknya.
______________________
Jisoo dengan cepat keluar dari mobil dan bergegas masuk ke markas Venom. Di sana telah menunggu Jay dan beberapa anak buahnya yang langsung membungkuk hormat pada Jisoo.
"Dimana dia?" Tanya Jisoo dengan nada dingin
"Ada di dalam Miss" sahut Jay sambil mempersilahkan Jisoo untuk berjalan di depan.
Satu anak buah Jaypun langsung membukakan pintu untuk Jisoo. Terlihat di dalam Kai terduduk di sebuah kursi dengan tubuh terikat, Jisoopun dengan cepat menghampirinya.
Plakk..Plaakk!!!
Jisoo melayangkan beberapa tamparan keras ke wajah Kai dengan penuh emosi hingga darah mengalir dari sudut bibirnya. Kai hanya bisa meringis menahan sakit. Di tatapnya Jisoo dengan senyum Sinis."Haah Jisooyaa, ternyata tanganmu keras juga" Seru Kai kemudian meludahkan darah dari mulutnya.
"Kau benar benar tak tau di untung Kai, Harusnya kau tak menyianyiakan Kesempatan yang di berikan Lisa" Jisoo berkata dengan amarahnya
"Kesempatan? Adikmu itu begitu Biadap mengambil hal paling berharga dariku dan kau bilang itu kesempatan Jisoo?" Teriak Kai.
Bughh.. Jay langsung melayangkan tinjunya ke wajah Kai karena berani berteriak pada Majikannya. Jisoo mengangkat tangannya pada Jay mengisaratkan agar Jay diam saja.
"Ciihh... Lihatlah Keluarga kalian Lebih tepat di sebut Mafia daripada pengusaha" Seru Kai
Jisoo terkekeh mendengar kata kata Kai, "Dan bodohnya kau berani beraninya Membuat masalah dengan keluarga Manoban, Kau bukan apa apa buat kami Kai, kau hanya seperti debu yang dengan mudah kami hilangkan tampa bekas" Seru Jisoo dengan wajah dinginnya.
"Jisoo.. Jisoo Harusnya kau berterimakasih padaku yang telah melakukan ini, jika Lisa Mati bukankah kau akan menjadi pewaris kekayaan keluarga Manoban..."
Braakkk!!!
Jisoo dengan marah menedang Kai hingga kursi yang didudukinya terguling ke lantai. "Beraninya kau mengatakan itu dengan mulut busukmu itu, Kau tau aku lebih memilih tak punya apapun daripada harus kehilangan Lisa adikku" Jisoo berkata sembari menginjak tubuh Kai yang meringis kesakitan.Jisoo mengangkat kakinya dari Kai, dan berusaha mengontrol emosinya.
"Awasi dia dengan benar, Pastikan dia menderita di sisa hidupnya hingga Dady datang dan memutuskan semuanya" Ucap Jisoo kemudian keluar dari ruangan itu tampa menatap wajah Kai"Baik Miss" sahut Jay sambil mengikuti langkah Jisoo.
Rosé yang dari tadi hanya terdiam melihat sisi lain dari Jisoo yang belum pernah ia lihat, Soyaa yang yang selama ini dia kenal dengan kelembutannya malam ini bisa berubah menjadi Jisoo yang bengis dan tampa belas kasihan.