Jennie membuka matanya "Aahh aku ketiduran Gumamnya" sambil menarik tangannya dari atas tempat tidur, tapi dirasakan satu tangannya tergenggam erat, dengan hati berdebar Jennie melihat pada tangan kanannya. Dan iyaa benar tangan Lisa menggenggam erat tangannya.Jenniepun memberanikan diri menatap ke arah wajah Lisa, dan betapa jantungnya berdegup kencang saat ia melihat Lisa dengan senyum di bibirnya menatap Lekat ke arahnya.
"Kau sudah bangun J" terdengar suara serak Lisa menyapa Jennie, dan Jennie seakan kehilangan kata kata hanya ternganga untuk beberapa saat.
"Lisaaa... kau sudah sadar, Hiks Hiks.." seru Jennie yang tangisnya langsung pecah, di peluknya tubuh Lisa yang terbaring dengan hati hati, kemudian di kecupinya pipi Lisa hingga wajah Lisa basah oleh airmatanya.
"Sayang hentikan itu,wajahku basah semua" gumam Lisa dengan suara perlahan yang membuat Jennie menghentikan perbuatannya. Lisapun menghapus airmata di sudut mata Jennie sambil menggelengkan kepalanya.
"Jangan menangis lagi, kau tau aku paling benci melihat airmata keluar dari mata indahmu ini Hmm.." bisik Lisa.
"Aku akan memanggil Dokter untuk memeriksamu Li.." seru Jennie
"Tidaak.. aku hanya ingin berdua denganmu J,aku tak butuh Dokter. Aku hanya membutuhkanmu disini" Potong Lisa cepat seraya menggenggam tangan Jennie dan menyuruhnya kembali Duduk. Dan Jenniepun dengan patuh menuruti keinginan Lisa.
"Pukul berapa sekarang" tanya Lisa kemudian. Jennie melirik jam tangan di pergelangannya.
"Sekarang pukul 7 malam, kau tak sadarkan diri selama 20 jam Lisa" sahut Jennie sembari membelai punggung tangan Lisa. "Dan kau tau aku hampir gila karena itu, aku takut jika kau akan meninggalkanku Lisa"
"Aku takkan pernah melakukan itu sayang" sahut Lisa "apakah ini artinya kau memaafkanku atas kejadian malam itu" tanya Lisa sambil menatap lekat mata Jennie.
"Tentu saja Li.. Semua itu adalah kebodohanku karena terbakar cemburu. Maafkan aku karena tak mendengarkan penjelasanmu malam itu hingga hal ini terjadi padamu, andai aku tak bodoh malam itu kau pasti tak kan celaka seperti ini.."
"Sstt.. Tidak, itu bukan salahmu sayang. Berhentilah menyalahkan dirimu seperti ini" bisik Lisa pelan.
"Aku haus" seru LisaJenniepun dengan cekatan mengambil air minum dari atas meja, dan menaikkan tempat tidur otomatis Lisa, dan membantu Lisa untuk minum.
"Makasih sayang" gumam Lisa "kemarilah aku sangat merindukanmu" bisik Lisa sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya. Dan Jenniepun segera naik mendudukkan dirinya sejajar dengan Lisa.
"Apa yang kau rasakan Hon?" Tanya Jennie, jarinya menelusuri bibir Lisa yang terlihat kering.
"Rindu.. aku merasakan rindu yang luar biasa,rasanya seperti kita telah berpisah sangat lama" sahut Lisa sambil menatap Bibir ranum Jennie
"Apa kau merindukan ini" bisik Jennie kemudian mencium sekilas bibir Lisa.
"Sangat Sayang, akupun merindukan Uyyuku" bisik Lisa dengan nada Nakal
"Kau yaa,,, baru juga sadar sudah mesum" Seru Jennie "aku harus mengabari Unnie Jisoo" lanjut Jennie kemudian mengambil ponselnya dan menelpon Jisoo tapi beberapa panggilannya tak di angkat.
"Sepertinya Unnie sedang Meeting, biar aku kirim Pesan Saja" gumam Jennie. "Sayang aku harus memanggil Dokter untuk memeriksamu" Dan Lisapun hanya mengangguk setuju, kemudian Jennie segera menekan Tombol pemanggil.
"Li.. apa kau tau siapa dalang dari semua ini?" Tanya Jennie, dan Lisa hanya menggelengkan kepalanya. "Dia adalah...."
Cekleekk...
Pintupun terbuka dan masuklah Dokter bersama seorang perawat. Sontak saja Dokter dan perawat itu mengernyitkan dahi karena melihat Jennie ikut berbaring di tanjang bersama Lisa. Jennipun dengan gugup segera turun dan berdiri di sisi ranjang Lisa.